Malam menggantung pekat dan berat di atas Neo-Jakarta, namun di kedalaman perut kota, di jaringan terowongan servis yang terlupakan, sekelompok kecil bayangan bergerak dengan tujuan mematikan. Lyra, Orion, dan tiga orang Penyimpan Ingatan yang paling gesit dan berani—dipimpin oleh Kalia sendiri—tengah mendekati target mereka: Sub-Stasiun Regulator Data Pusat Sektor 7-Beta. Fasilitas ini, meskipun tidak sebesar pusat data utama, adalah simpul syaraf vital yang mengontrol jaringan pengawasan dan komunikasi di beberapa sektor bawah, termasuk labirin Sektor Reruntuhan yang menjadi rumah sementara mereka dan jalan keluar potensial mereka. Melumpuhkannya adalah satu-satunya harapan mereka untuk membutakan mata sistem cukup lama demi melarikan diri.
Udara di sekitar pintu masuk sub-stasiun terasa dingin secara artifisial dan berdengung oleh energi teknologi tinggi. Keamanan terlihat berlapis: gerbang titanium berpelindung energi, sensor biometrik multi-spektrum, dan patroli drone pengintai yang bergerak dalam pola acak yang sulit diprediksi. Ini bukan lagi sekadar pintu baja tua atau terowongan berdebu; ini adalah jantung sistem yang dijaga ketat.
"Ingat rencananya," bisik Kalia pada kelompok kecilnya di sudut gelap terakhir sebelum area terbuka menuju gerbang utama. "Lyra, kau fokus pada sistem. Orion, kau dan aku akan mencoba menarik perhatian patroli drone ke arah berlawanan saat Lyra bekerja. Jaga komunikasi tetap di jalur terenkripsi frekuensi rendah kita."
Lyra mengangguk, jemarinya sudah menari di atas datapad-nya yang dimodifikasi khusus, layarnya memancarkan cahaya redup ke wajahnya yang tegang namun fokus. Ia mulai menjalankan skrip intrusi awal, mencari celah dalam protokol keamanan perimeter. Orion menatap Lyra sejenak, lalu pada Kalia. Ada ketakutan di matanya, tapi tertutupi oleh lapisan tekad baja. Ia menggenggam erat sebuah perangkat kejut listrik rakitan—senjata non-mematikan yang lebih efektif melawan drone daripada senjata proyektil standar.
Sesuai rencana, Orion dan Kalia bergerak cepat ke arah yang berlawanan, sengaja memicu sensor gerak minor untuk menarik perhatian dua drone patroli terdekat. Saat drone-drone itu melesat mengejar mereka ke dalam labirin koridor servis, Lyra memanfaatkan distraksi itu.
"Aku masuk," bisiknya di jalur komunikasi. Ia berhasil menemukan dan mengeksploitasi celah zero-day yang sangat singkat dalam firewall perimeter sub-stasiun—sebuah kerentanan yang mungkin terlewatkan oleh sistem karena terlalu fokus pada ancaman fisik. Gerbang titanium berdesis terbuka beberapa sentimeter—cukup bagi Lyra dan dua Penyimpan Ingatan lainnya yang bertugas sebagai pengawal dekatnya untuk menyelinap masuk sebelum gerbang menutup kembali dengan bunyi dentuman pelan.
Di dalam sub-stasiun, suasana terasa steril dan mengintimidasi. Koridor-koridor logam berkilauan diterangi cahaya biru dingin, dengungan server terdengar konstan, dan sensor-sensor tak terlihat memindai setiap sudut. Mereka bergerak cepat dan senyap, mengikuti peta holografik yang Lyra proyeksikan dari datapad-nya, menuju ruang kontrol regulator data utama.
Namun, sistem tidak bodoh. Intrusi Lyra, meskipun berhasil menembus perimeter luar, telah memicu alarm internal level tinggi. Lampu-lampu koridor mulai berkedip merah, dan suara sintesis AI keamanan menggema: "Peringatan. Intrusi tidak sah terdeteksi di Sektor Keamanan 1. Unit Pertahanan Internal Diaktifkan. Semua personel harap siaga."
Pintu-pintu baja mulai menutup di sepanjang koridor, mencoba mengisolasi penyusup. Unit-unit pertahanan internal—robot-robot keamanan ramping bersenjata laser non-mematikan—mulai muncul dari panel-panel dinding tersembunyi, bergerak cepat ke arah posisi terakhir Lyra yang terdeteksi.
"Kita ketahuan!" seru salah satu pengawal Penyimpan Ingatan. "Harus cepat!"
Lyra berlari lebih kencang, jantungnya berpacu. Ruang kontrol utama tinggal satu belokan lagi. Tapi jalan mereka dihadang oleh tiga robot keamanan yang menembakkan laser biru ke arah mereka. Dua pengawal Penyimpan Ingatan dengan gesit membalas tembakan dengan senjata rakitan mereka, menciptakan tembakan perlindungan sementara Lyra mencoba meretas pintu akses ruang kontrol.
Di sisi lain sub-stasiun, Orion dan Kalia juga terjebak dalam pertempuran sengit melawan drone-drone patroli yang ternyata lebih banyak dan lebih cerdas dari perkiraan awal. Keahlian bertarung Kalia yang terasah pengalaman hidup di bawah tanah dan kelincahan tak terduga Orion berhasil melumpuhkan beberapa drone, tapi jumlah mereka terlalu banyak.
"Orion! Kita tidak bisa menahan mereka lebih lama!" teriak Kalia melalui komunikator, sambil menghindari tembakan laser drone. "Lyra harus berhasil sekarang!"
Di depan pintu ruang kontrol, Lyra menggigit bibirnya, frustrasi. Enkripsi pintu ini jauh lebih kuat dari perkiraannya. Waktu hampir habis. Robot-robot keamanan semakin mendekat, tembakan lasernya mulai mengenai perisai energi darurat yang diaktifkan para pengawal.
"Aku butuh lebih banyak waktu!" seru Lyra putus asa melalui komunikatornya, suaranya bergetar karena tekanan.