Kota Algoritma

Shabrina Farha Nisa
Chapter #14

Membangun Kehidupan Baru

Setahun telah berlalu sejak Lyra dan Orion melangkah keluar dari kegelapan terowongan bawah tanah Neo-Jakarta menuju cahaya matahari yang sesungguhnya. Setahun sejak mereka pertama kali menghirup udara bebas tanpa filter, merasakan angin liar di wajah mereka, dan menatap langit biru tanpa batas yang tidak terganggu oleh proyeksi data komunal. Zona Bebas, yang dulunya hanya sebuah legenda dalam bisikan para Penyimpan Ingatan dan peta samar di buku kuno, kini adalah realitas mereka—sebuah realitas yang keras, tak terduga, namun anehnya, membebaskan.

Tempat ini bukanlah surga utopis. Ini adalah lanskap liar yang belum sepenuhnya pulih dari bencana ekologis berabad-abad lalu, sebelum era Optimalisasi Neo-Jakarta. Sisa-sisa peradaban lama—kerangka bangunan yang ditelan tanaman rambat liar, jalanan retak yang menjadi jalur sungai musiman—menjadi saksi bisu masa lalu yang kacau. Komunitas-komunitas kecil dan terisolasi tersebar di wilayah yang luas ini, terdiri dari keturunan mereka yang menolak atau melarikan diri dari kontrol Neo-Jakarta, hidup dalam simbiosis yang rapuh dengan alam yang terkadang kejam. Tidak ada algoritma pusat, tidak ada jaminan keamanan, tidak ada pasta nutrisi yang disalurkan. Hanya ada siklus alam yang tak terduga—panas terik, hujan badai, musim tanam yang berhasil, musim paceklik yang sulit—dan hukum rimba bertahan hidup.

Bagi Lyra dan Orion, adaptasi adalah proses yang brutal namun transformatif. Lyra, yang otaknya terbiasa memproses terabyte data abstrak, kini harus belajar membaca tanda-tanda alam: arah angin, pola awan, jejak hewan liar. Keahlian teknisnya tidak sepenuhnya sia-sia; ia menjadi sangat berharga dalam memperbaiki sisa-sisa teknologi pra-Optimalisasi yang digunakan oleh komunitas kecil tempat mereka bergabung—panel surya tua, sistem pemurnian air sederhana, perangkat komunikasi radio jarak pendek. Ia menemukan kepuasan baru dalam pekerjaan tangannya yang nyata, memperbaiki sesuatu yang rusak dengan komponen terbatas, melihat hasil kerjanya secara langsung membantu kelangsungan hidup komunitas. Logikanya kini diterapkan untuk pemecahan masalah praktis, bukan lagi untuk menjaga efisiensi sistem yang menindas. Ia juga belajar berkebun, merasakan tekstur tanah di tangannya, merawat tanaman dari bibit hingga panen—sebuah proses "tidak efisien" yang memberinya rasa keterhubungan dengan siklus kehidupan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Orion menghadapi tantangan yang berbeda. Semua atribut Alpha yang dulu mendefinisikan dirinya—status, pengetahuan tentang protokol sistem, kemampuan analisis strategis—nyaris tak berguna di sini. Ia harus belajar dari awal keterampilan paling dasar: berburu dengan alat sederhana, membangun tempat berlindung, mengidentifikasi tanaman yang bisa dimakan, menyalakan api tanpa igniter sonik. Awalnya terasa memalukan dan membuat frustasi. Ada saat-saat di mana ia merindukan kenyamanan dan kepastian kehidupan lamanya, meragukan pilihannya. Tapi setiap kali keraguan itu muncul, ia akan melihat Lyra—melihat ketangguhan dan adaptabilitasnya, melihat cahaya baru di matanya yang tidak lagi hanya memantulkan data—dan ia akan teringat mengapa mereka melakukan ini.

Secara bertahap, Orion mulai menemukan ritme barunya. Ia menyadari bahwa kekuatan fisiknya, yang dulu hanya diasah dalam simulasi virtual, ternyata cukup berguna dalam pekerjaan manual. Ia menemukan kesabaran yang tidak ia duga saat melacak hewan buruan atau menunggu tanaman tumbuh. Dan yang paling mengejutkan, ia menemukan kembali bakat seni yang terpendam sejak masa kecilnya, sebelum sistem menekannya karena dianggap tidak produktif. Ia mulai mengukir kayu-kayu hanyut menjadi bentuk-bentuk ekspresif atau melukis pemandangan liar Zona Bebas menggunakan pigmen alami yang ia pelajari dari salah satu tetua komunitas. Seni menjadi caranya memproses pengalaman, mengungkapkan emosi yang kini bebas mengalir, dan menemukan kembali identitasnya di luar label Alpha.

Hubungan mereka berdua juga berevolusi. Tanpa dinding kasta, tanpa tekanan pengawasan, tanpa topeng sosial yang harus dikenakan, mereka menjadi benar-benar setara, benar-benar partner dalam arti sesungguhnya. Mereka saling mengandalkan untuk bertahan hidup setiap hari. Lyra mengandalkan kekuatan fisik dan ketenangan Orion saat menghadapi bahaya tak terduga (seperti badai tiba-tiba atau perjumpaan dengan hewan liar predator). Orion mengandalkan kecerdasan analitis dan ketenangan Lyra saat merencanakan perburuan atau mengelola persediaan sumber daya mereka yang terbatas.

Lihat selengkapnya