Kota Patrakomala

Annisa Insyirah
Chapter #7

Kebenaran

FINAL (Kebenaran)

Dia memaksa untuk membuka matanya yang berat cahaya yang menyilaukan matanya bukanlah sinar matahari melainkan lampu rumah sakit. Dia berusaha keras untuk duduk kemudian melihat ke sekitar ruangan yang sarat akan para pasien lain. Dia berjalan keluar ruangan dan memapai lantai koridor rumah sakit yang dingin. Dia tidak merasakan sakit yang berarti hanya saja kepalanya yang terasa berat membuatnya terduduk di salah satu kursi rumah sakit kini.

“selly?” suara perempuan yang lembut di antara lalu lalang orang-orang di depannya itu membangunkannya dari lamunan.

“ghiska?” katanya sambil melihat sosok perempuan cantik yang memeluknya kini.

“kau tidur seharian penuh,aku sangat khawatir” katanya sambil sedikit meneteskan air mata.

“apa yang terjadi?” tanyaku penasaran.

“kita tak sadarkan diri namun ternyata saat itu kita ditolong oleh para tentara yang memang bertugas menghalau monster-monter itu menjauh dari tempat evakuasi. Setelah itu semua pengungsi dilarikan ke berbagai rumah sakit di kota-kota terdekat. Aku sendiri bertemu dengan nenek dan kakek mereka selamat dan berada di rumah sakit ini juga, tio dijemput oleh kedua orang tuanya dan pergi untuk menetap di luar kota, ryan bertemu ayahnya dan sekarang dia membantu pekerjaan polisi karena banyak polisi dan tentara yang berguguran melawan para monster itu, ayah putra ternyata diselamatkan oleh para tentara yang bertugas tadi pagi dan sekarang sedang berada di ruang perawatan, aku,ryan dan tio juga mencoba untuk mencari kakakmu tapi kami belum bisa menemukannya mungkin dia berada di rumah sakit yang lain jadi setelah ini ayo kita cari kakakmu” jelas ghiska menahan tangisnya.

“begitu ya, semuanya telah mulai menata kembali kehidupan yang baru”kata selly tenang.

“kami kesulitan karena lupa menanyakan nama kakakmu, siapa nama kakakmu?” Tanya ghiska semangat.

“namanya, selly” jawab selly datar.

“eh nama kalian sama?” Tanya ghiska heran.

“ya, aku juga bingung tapi nama kami berdua memang sama sebenarnya aku tidak begitu ingat masa kecilku kaena itu agar tidak bingung aku memanggilnya kakak” kata selly sambil tersenyum.

“begitu, oh ya aku membelikan ini untukmu, karena kebetulan terlihat cocok untukmu, tadinya aku memang mau ke ruanganmu untuk memberimu ini” kata ghiska sambil mengulurkan sebuah pita cantik berwarna merah muda.

“pita? Terima kasih” kata selly bingung.

“karena kamu pakai baju terusan jadi aku pikir kamu cukup feminin” kata ghiska senang. 

Kedua gadis saling bertukar senyum di wajah mereka yang manis sambil berbincang bertukar cerita ringan yang mungkin dapat menghapus sedikit kenangan buruk yang telah mereka alami.namun tak seperti hari itu yang cuacanya cerah dan langit biru yang menyapa orang-orang di kota patrakomala, hari ini di kota yang baru langitnya tampak kelabu hanya tinggal menunggu waktu hujan datang menghampiri. Bukankah hari ini menjadi awal kehidupan?.

Sementara itu di sebuah rumah yang besar bergaya retro di kota yang lain tampak seorang lelaki dengan gips di tangan kirinya tengah duduk di kamarnya yang minim cahaya dia sedang berbicara dengan seseorang lewat telepon genggamnya, raut wajahnya yang nampak sedih menggambarkan air mata nya yang tertahan.

“begitu ya, jadi Guntur kembali ke sekolah dan menemukan tubuh naya tapi pada akhirnya dia juga tidak selamat dari monster” ucapnya sedih.

“kamu tidak apa-apa tio?” Tanya si lawan bicaranya.

“entalah ryan, perasaanku bercampur aduk” jawab tio pelan.

“bagaimana dengan temanmu?” lanjut tio.

“Yandi,kirana dan jinan berhasil kutemukan, mereka bersembunyi di sebuah rumah di perbukitan. Aku merasa sangat bersalah telah meninggalkan mereka tapi sekarang mereka sedang menjalani perawatan dan syukurlah mereka semua baik-baik saja” jawab ryan.

“syukurlah” kata tio lega.

“lalu kelompok pelarian mall itu mereka juga selamat,meski beberapa orang mengalami luka yang serius namun pada dasarnya mereka mampu bertahan dengan baik bahkan dokter hesti telah melanjutkan hidupnya dan mengabdi untuk membantu orang-orang yang terluka disini” jelas ryan lagi.

“begitu ya, sebenarnya sampai sekarang aku masih tidak mengerti mengapa pak andri melakukan hal itu” kata tio.

“mengenai hal itu sepertinya ada hubungannya dengan masalah dan mental pribadi pak andri, kamu tahu sebelumnya dia memang sudah mengidap depresi namun karena di hari itu saat para monster menyerang dan dia terkurung bersama orang-orang yang membuatnya melakukan hal-hal yang jahat depresinya menjadi-jadi dan dia memilih untuk mengakhiri hidupnya bersama dengan orang-orang itu. Namun meski dia mengalami depresi yang berat dia tetap memilih bertahan sebentar agar adiknya bisa dipastikan selamat”. Jelas ryan lagi.

Lihat selengkapnya