Ksatria Angkasa

Aryadi Perwira Subagio
Chapter #4

Penculikan

Bab 4: Penculikan

Rambut indah yang panjang terayun dipermainkan angin malam. Warna kuning pirangnya terlihat berkilau di bawah cahaya lampu jalan. Wajah cantik perempuan itu memandang ke depan dengan ekspresi dingin dan tegas. Sebuah liontin berbentuk berlian menggantung di lehernya. Itulah Putri Alice.

“Apa yang kalian inginkan?” tanya Putri Alice dengan tegas pada si pemimpin bandit.

“Kami hanya perlu membawamu hidup-hidup, itu saja.”

“Kau kira akan kami biarkan?” teriak Carl sambil menodongkan pistolnya ke arah pria itu.

Seorang bandit perempuan mengacungkan tangan kanannya ke pistol Carl, lalu menyemburkan semburan es ke pistol Carl. Dalam sekejap pistolnya membeku, mekanisme penembaknya tidak berfungsi lagi.

“Apa? Ada runebinder di kelompok mereka?” Carl terkejut ketika mengetahuinya.

Perempuan itu membuat sebilah pisau es di udara lalu melemparkannya ke Carl, tapi sebelum pisau es itu mengenai dadanya sebuah bola api membakar es itu hingga meleleh.

“Oi, kalau kau runebinder, musuhmu ada di sini!”

Rune di tangannya kembali berpendar, dan Kenneth mengeluarkan semburan api besar dari tangannya. Perempuan itu membalas dengan semburan es, kedua elemen itu bertemu di tengah-tengah mereka berdua, hawa dingin dan panas menyapu area tempat mereka bertarung.

“Carl, bawa Louise dan putri pergi dari sini!”

“Tapi kak, kakak gimana?”

“Jangan membantah! Cepat pergi!”

Pada saat itu 3 orang anak buah laki-laki mengitari area semburan api dan es itu menuju Putri Alice.

Louise langsung mencabut dua pisau lalu melemparkannya ke 2 orang dari mereka. Salah satu dari mereka mengeluarkan pisau dari balik pinggang dan menangkis lemparan Louise. Pria yang lebih kecil menghindari lemparan itu dengan mudah.

Bandit berpisau itu mengayunkan senjatanya ke Louise, perempuan itu menendang pergelangan tangannya, membuatnya melepaskan pisau itu. Louise lalu melakukan tendangan berputar ke perut pria itu, memaksanya mundur.

Pria yang lebih kecil itu melakukan roundhouse kick ke Louise, maid itu membalas dengan jurus tendangan yang sama dan tendangan mereka bertemu di udara. Setelah itu Louise melakukan dua tendangan depan beruntun, yang ditangkis oleh pria pendek itu sambil melangkah mundur.

Saat itu, laki-laki yang tadi ditendangnya berlari mendekat dan berhasil mendaratkan satu pukulan ke wajah Louise. Ia terhuyung tapi masih bisa bertarung. Louise lalu merendahkan posisinya lalu melakukan sapuan kaki yang menjatuhkan orang itu. Baru saja dia akan menyerang orang itu, pria yang lebih pendek sudah menendang sisi tubuhnya. Louise harus berusaha keras melawan dua orang ini.

Satu orang bandit lolos dari penjagaan Louise, pria bertubuh besar. Carl berdiri menghadang jalan antara pria ini dengan Putri Alice.

“Putri, mundurlah!”

Bandit itu lalu melayangkan sebuah pukulan ke Carl, yang ditahannya dengan 2 tangan seperti petinju. Bandit itu melayangkan satu pukulan lagi, kali ini ke perut Carl, dan masuk dengan telak. Carl sampai mengerang kesakitan.

Bandit itu lalu menghantam wajah Carl dengan keras hingga dia jatuh ke jalan.

Dengan susah payah, Carl berusaha berdiri. Dalam hatinya Carl berharap andai saja pistolnya bisa digunakan.

“Tenang aja ... Putri Alice ... biarpun aku gak jago bertarung ... aku akan tetap melindungimu.”

Carl maju untuk melayangkan satu pukulan tapi tangannya ditangkap dengan mudah oleh pria itu, dan langsung dibalas dengan satu pukulan keras ke dagu. Carl jatuh dengan keras ke jalan.

Di saat itu, Louise berhasil menendang lawannya yang pendek hingga wajahnya mencium jalan, tapi lawannya yang satu lagi berhasil memukul tengkuknya. Louise pun jatuh ke jalan.

Kenneth dari tadi mempertahankan semburannya melawan perempuan runebinder itu, tapi kemudian nyala tato di tangannya meredup dan satu per satu tatonya mulai menghilang.

“Celaka, rune-ku habis!”

Saat semua tatonya hilang, Kenneth sudah tidak menyemburkan api lagi. Tembakan es dari perempuan itu mengenai tubuhnya dengan telak, menghempaskan tubuhnya ke jalan dengan dada terbungkus lapisan es tipis.

Bandit berbadan besar tadi memegang lengan Putri Alice dan menyeretnya ke ketua mereka.

“Johnny, kita berhasil mendapatkan si putri,” ujar anak buahnya.

Lihat selengkapnya