Bab 11: Memasuki Nachtigal
Nama Nachtigal diambil dari nama pahlawan Astalia dari zaman dulu, masa di mana para ksatria masih bertarung dengan baju zirah. Kini Nachtigal adalah sebuah kota maju dengan sejarah besar, sebuah pertemuan penting pernah dilakukan di sini pada masa perang.
Hampir tidak ada bangunan tinggi di Nachtigal kecuali satu: Gedung Creynel. Gedung itu mencolok karena posisinya yang menjulang tinggi di pusat kota, pintu masuknya dijaga oleh dua orang prajurit kerajaan. Macam-macam penelitian dilakukan di gedung ini, walaupun orang awam tidak tahu penelitian apa itu.
Kota ini juga adalah kota langka yang memiliki bandara udara dan stasiun kereta api sekaligus, kota-kota lain biasanya hanya punya salah satu atau tidak punya keduanya. Jalur kereta yang mengarah masuk ke dalam kota bercabang ke dua arah: ke Gedung Creynel, dan stasiun kereta.
Kereta api Carl dan yang lain baru saja tiba di stasiun kereta Nachtigal, jam dinding di pintu kedatangan menunjukkan pukul 15.30. Sinar matahari mulai condong di langit barat.
“Jadi Kak Kenneth, rencana kita ngapain dulu nih?”
“Pertama-tama kita cari hotel dulu, baru kita rapat di dalam hotel.”
Sesuai saran Kenneth mereka lalu mencari hotel. Mereka kemudian menemukan sebuah hotel yang tidak jauh dari Gedung Creynel. Hotel ini adalah salah satu dari sedikit bangunan tinggi di kota ini, walaupun masih kalah tinggi dibandingkan Gedung Creynel.
Setelah mendapat kamar, mereka berempat berkumpul di kamar Alice dan Louise. Kamar itu memiliki dua tempat tidur dan sebuah meja kecil dengan dua buah kursi. Memang tidak begitu luas, tapi sudah cukup untuk kebutuhan mereka.
Kenneth duduk di salah satu kursi, “Jadi, kedatangan Pangeran Frederick adalah hal yang nggak kita duga di rencana kita. Bagaimana putri? Apa kira-kira ada masalah kalau kita ketemu dengannya?”
Alice melepas topengnya sebelum menjawab, “Saya pun sebenarnya tidak mengetahui jadwal Kak Frederick, jadi saya juga kaget. Kak Frederick adalah pendukung besar raja dalam poyek rahasia ini. Ah, saya baru ingat, raja dan Kak Frederick menyebut proyek rahasia ini sebagai: Project Lance.”
“Project Lance? Apa ada sesuatu lain yang anda tahu?”
“Sayangnya raja dan Kak Frederick selalu berhati-hati saat membicarakan Project Lance selama lima tahun ini. Tapi sudah banyak sekali ilmuwan yang ahli dalam teknologi rune dikirim ke kota ini. Mengenai pertanyaan anda tadi Tuan Kenneth, sebaiknya jangan sampai Kak Frederick tahu kalau aku menyusup ke Gedung Creynel. Dia bisa mengirimku kembali ke istana, dan kita tidak akan bisa mengontak Will lagi.”
“Aku mengerti, kita nggak boleh sampai ketahuan Pangeran Frederick,” Kenneth mengelus dagunya.
“Terus, Kak Kenneth udah punya rencana?”
“Hmm, pertama-tama aku butuh denah ruangannya, apa anda punya Tuan Putri?”
“Itu tidak perlu, saya sudah mengingatnya di kepala saya. Sebelum menyelinap keluar istana, saya sudah masuk ke kamar Kak Frederick dan menghafal denah biru Gedung Creynel. Ada dua lokasi yang mencurigakan: yang pertama ada di lantai 40, yang kedua ada 10 lantai di bawah tanah.”
Carl refleks bertanya, “Kenapa kok dua tempat itu yang mencurigakan?”
“Karena ada kertas catatan di meja Kak Frederick yang berbunyi: 'baru dipindah ruangan, lantai 40 dan B10'. Walau sayang tidak ada keterangan yang mana yang Project Lance.”
Kenneth mengelus dagunya lagi, kali ini dengan lebih banyak rasa percaya diri, “Kalau sudah tahu sebanyak ini sih bagus sekali. Rencana kita sudah hampir sempurna.”
“Tinggal satu hal yang kurang, Tuan Kenneth: alasan apa yang harus saya katakan pada penjaga untuk memasuki gedung itu?”
“Benar juga ya, kita nggak bisa pakai alasan inspeksi karena Pangeran Frederick sudah datang lebih dulu.”
mereka sudah tahu Pangeran Frederick pasti menuju Gedung Creynel, tidak ada alasan lain kenapa seorang petinggi kerajaan mau datang ke kota seperti ini di situasi yang damai.
“Emm Alice, apa kakakmu punya ruang kerja di gedung itu?” tanya Carl.
“Iya, Kak Frederick memang punya kantor di gedung itu. Ada apa dengan itu?”
“Mungkin aja kita bisa masuk kalau kau bilang ke penjaga kau punya hadiah kejutan buat kakakmu? Tentu aja kau harus datang sewaktu kakakmu nggak di kantornya.”
“Hm ... itu ide yang bagus, tentu tidak akan ada penjaga yang curiga kalau saya datang untuk urusan kasual antara kakak dan adik. Saya rasa ide ini bisa dipakai.”
Kenneth mengangguk-angguk, “Bagus sekali Carl. Nggak aku sangka ternyata ide sederhana adalah yang terbaik. Baik, kalau begitu sudah diputuskan! Untuk sekarang kita harus beli hadiahnya dulu, supaya Putri Alice nggak ketemu Pangeran Frederick secara nggak sengaja, biar aku dan Louise yang beli hadiahnya. Carl, kau diam di sini dan jaga tuan putri.”