Di anjungan Merope Will masih melawan para fighter kerajaan dengan meriam yang dimiliki oleh Merope. Merope tidak punya persenjataan yang ideal untuk melawan pesawat figher karena posisinya sebagai sebuah carrier, pembuat kapal terbang ini berasumsi akan ada cukup banyak pesawat fighter kawan untuk melindunginya, sehingga persenjataan Merope dibuat spesifik untuk melawan kapal lain.
Dari komunikasi radio, Will tahu kalau keenam pilotnya masih hidup, kekurangan jumlah lebih diakibatkan jatuhnya fighter dari Sky Manta. Jumlah kru pilot Merope memang sedikit, tapi mereka adalah para pilot yang berhasil selamat dari berbagai pertempuran yang bagai neraka. Butuh neraka yang lebih dalam lagi untuk menjatuhkan mereka.
Tiba-tiba seorang kru radio berseru, “Kapten! Saya mendapat kabar dari Sky Manta, sebuah kapal terbang terlihat mendekat. Sudah dikonfirmasi itu Electra!”
“Judith juga melaporkan hal yang sama! Electra mendekat dari arah barat daya!” sahut kru radio yang lain.
“Sial, aku harus ngasih tahu Henry.”
Will mendekat ke salah satu kru radio untuk minta disambungkan dengan Typhoon.
“Oi Henry, kemungkinan terburuk di rencana kita lagi terjadi! Ada kapal lain yang mendekat ke Tombak Creynel, sudah dikonfirmasi itu Electra.”
[Heh, kita mendadak jadi nggak beruntung. Kau pergilah membantu Sky Manta, dia pasti nggak bisa melawan Electra sendirian. Serahkan Maia padaku.]
“Baiklah, jangan sampai mati ya.”
[Kau kecepetan 10 tahun bilang begitu padaku.]
Setelah memutuskan komunikasinya dengan Typhoon, Will berseru.
“Baiklah kalian semua, hubungi semua burung kita tentang situasi terbaru ini dan perintahkan mereka untuk berputar ke selatan! Kita akan menolong Sky Manta!”
“Siap!” adalah jawaban serentak para kru.
Will kembali ke kursi kaptennya. Alice yang berdiri di sampingnya betanya, “Menurut anda apakah setelah ini kondisinya akan membaik untuk kita?”
“Selama kita memastikan prajurit kerajaan mendapatkan tombak itu, itu yang terbaik.”
Di udara, Carl sedang terbang bermanuver untuk menghindari kejaran salah satu pesawat kerajaan. Peluru-peluru ditembakkan berusaha untuk menjatuhkan Thunder I milik Carl, tapi Carl masih mampu menghindari semua tembakan itu.
Sebuah Thunder I lain mengikuti di belakang lalu memberondong pesawat kerajaan itu. Tembakan-tembakan itu mengenai sayap pesawat kerajaan itu dan menjatuhkannya dari langit. Pilot Thunder I itu adalah salah satu kru pilot Merope, Max. Selain Max, tiga orang pilot lainnya adalah George, Cindy, dan Robert.
“Kerja bagus, Max!”
[Heh, memujinya nanti saja sesudah ini selesai.]
[Semuanya, aku baru aja dapat kabar dari Merope. Waktunya rencana C. Aku ulangi, waktunya rencana C.] suara radio itu berasal dari George.
“Sial, berarti kemungkinan terjelek kita malah jadi kenyataan. Baiklah semuanya, ayo kita lindungi Sky Manta.”
[Siap!] jawab para pilot Merope dengan tegas. Sesudah itu, mereka berputar dan menuju ke selatan.
[Serigala biru, kau sudah mau pergi?]
“Ya Henrietta, aku harus menjaga Sky Manta dari serangan musuh.”
[Baiklah kalau begitu, hati-hatilah.]
“Aku serahkan yang di sini padamu.”
Carl lalu membelokkan pesawatnya ke selatan,mengikuti pilot fighter Merope lain yang sudah pergi lebih dulu. Di belakangnya, Merope sendiri mulai berputar haluan untuk ke arah Sky Manta.
Di tengah-tengah perjalanan menuju Nachtigal, mendadak terlihat ada sebuah pesawat Thunder II warna oranye yang mendekat ke barisan Thunder I dan Merope.
“Judith? Kau kembali? Bagaimana kondisi di sana?”
Judith memutar balik pesawatnya hingga dia terbang di samping Carl.
[Electra datang dengan kira-kira 10 pesawat fighter dan 5 pesawat bomber, aku tidak bisa melawan mereka sendirian, jadi aku bergabung kembali dengan kalian.]
“Bagaimana dengan Kak Kenneth? Dia selamat kan?”