Ksatria Angkasa

Aryadi Perwira Subagio
Chapter #24

Teman lama, musuh baru

Satu demi satu, pasukan Sayap Perak itu menjatuhkan para fighter pemberontak, Henrietta sendiri makin kesulitan berusaha untuk menghindari serangan-serangan mereka.

Di saat salah satu Sayap Perak itu hampir saja berhasil menembak pesawat Henrietta, tiba-tiba tembakan senapan mesin mengenai sayap pesawat Sayap Perak itu, menjatuhkannya dari langit. Sewaktu Henrietta menoleh untuk mencoba melihat siapa yang menolongnya, ia melihat sebuah Thunder I dengan gambar serigala biru di ekornya.

[Kau nggak apa-apa, Henrietta?] tanya Carl dari pesawatnya.

[Sekarang sih udah nggak apa-apa, Carl.]

[Sori telat, tapi sekarang bala bantuan sudah datang.]

Dari arah yang sama dengan datangnya Carl, skuadron pesawat bantuan terbang mendekat. Mereka adalah para fighter dari Taygete dan Alcyone, milik Pangeran Albert dan Robert.

Babak berikutnya dari pertempuran udara dimulai, suara mesin menderu saat pesawat-pesawat bermanuver di udara menghindari tembakan musuh sambil berusaha mendapat posisi yang bagus untuk balas menembak.

Carl dan Judith saling bekerja sama untuk menjatuhkan pesawat-pesawat musuh, seperti yang biasa mereka lakukan. Pesawat-pesawat fighter dari Pangeran Albert dan Robert juga membantu menembak jatuh pesawat musuh, biarpun mereka tidak sehebat para Sayap Perak.

Carl sedang mengejar salah satu Sayap Perak, tembakan-tembakan yang dia lepaskan berhasil dihindari, tapi Carl terus mengejar. Pesawat Sayap Perak itu model yang lebih baru daripada pesawat Carl. Gerakannya lebih lincah dan kaliber senjatanya juga lebih besar, menyulitkan Carl saat melawannya.

Sayap Perak di depannya melakukan manuver berputar di udara, membuatnya terbang terbalik di atas pesawat Carl lalu berakhir di belakangnya. Sayap Perak itu balik menembaki Carl. Carl membelokkan pesawatnya tepat waktu untuk menghindari berondongan peluru.

Judith datang tepat waktu untuk menembak jatuh pesawat Sayap Perak itu sewaktu perhatiannya terfokus pada Carl.

[Makasih, Judith.]

[Bilang makasihnya nanti aja kalau kita udah selesai. Pertarungan masih berlanjut.]

walau Judith bilang begitu sekali pun, para pasukan elit ini mengendarai pesawat yang lebih maju, dan kemampuan mereka pun di atas para pilot lain. Saat ini mereka sudah cukup banyak mengurangi jumlah pesawat di pihak pemberontak, dan akan terus begitu sampai bisa dihentikan. Pertanyaannya: bagaimana menghentikan mereka?

Carl berpikir di dalam pesawatnya, kalau bertarung dogfight seperti biasa susah sekali buat bisa menang, kalau saja ada cara untuk melakukan dogfight yang bisa membuatnya menang.

[Oh ... mungkin aja, aku ada ide.]

[Ha? Ide apa Carl?]

[Ide seperti ini!]

Lihat selengkapnya