Ksatria Angkasa

Aryadi Perwira Subagio
Chapter #26

Misi selesai

Kenneth dan Louise turun dari pesawat mereka, di samping mereka berdua, Johnny dan Celsius juga melompat turun dari pesawat mereka. Tidak lama kemudian empat orang prajurit Astalia berlari menghampiri tempat pesawat mereka mendarat, mereka semua memiliki rune di lengan mereka.

Setelah cukup dekat, salah satu prajurit menyemburkan api dari tangan kanannya, Celsius membalasnya dengan menyemburkan es ke arah prajurit itu. Dua elemen yang berlawanan itu bertemu, menimbulkan perpaduan hawa panas dan angin dingin di tengah mereka.

Kenneth mengacungkan tangannya ke arah salah satu prajurit lalu menyemburkan apinya, prajurit itu lalu menggunakan rune-nya untuk membuat stalagmit batu yang menghalangi serangan api Kenneth. Kenneth mencoba satu semburan lagi, sekarang dari tangannya yang kosong. Lagi-lagi tembakan ini dihalangi oleh stalagmit yang mencuat dari tanah. Penyihir kerajaan itu menembakkan sebuah bongkahan batu besar ke Kenneth, yang untungnya bisa dia hindari.

Louise melempar pisau ke salah satu prajurit, tapi prajurit itu membuat sebuah tembok angin di depannya yang mementalkan pisau Louise ke arah lain. Prajurit itu langsung mendekat, membuat sebuah pisau angin di tangannya, lalu menyabetnya ke Louise. Perempuan itu menghindar lalu dengan cepat mencabut satu pisau lagi dan mengayunkannya ke si prajurit. Duel pisau berlangsung sengit di antara mereka.

Johnny menembakkan pistolnya ke satu prajurit yang tersisa, tapi setelah rune prajurit itu berpendar, gerakannya jadi semakin cepat dan dia bisa menghindari tembakan Johnny. Pukulan-pukulan cepat dari prajurit itu menghujani tubuh Johnny, sebelum diakhiri dengan sebuah tendangan, pistolnya secara tak sengaja jatuh ke tanah. Johnny terdorong mundur, tapi dia ingat hal yang dia pelajari dari pertarungan Louise: dia bisa menghindari serangan runebinder tipe ini kalau memperhatikan pendaran rune-nya.

Prajurit itu kembali menyerang Johnny dengan kecepatan tinggi, tapi kali ini si pria itu berhasil menghindari dua pukulan pertama si prajurit, Johnny membalas dengan mendaratkan sebuah tinju di rahang prajurit itu.

“Kenapa? Kaget?” ejeknya sebelum memulai menyerang prajurit itu lagi.

Keempat petarung dari dua kubu itu saling beradu rune, serangan, dan juga taktik pertarungan jarak dekat. Ledakan-ledakan tercipta sewaktu elemen api menghantam tanah, angin dari pertarungan Louise membuat rambutnya dan orang-orang yang ada di dekatnya berhembus kencang. Tanpa disadari oleh siapa pun yang bertarung, mereka mulai menjauh dari rekan-rekannya.

Setetes darah jatuh ke tanah sewaktu pisau Louise berhasil menggores wajah prajurit lawannya. Prajurit itu balas menyerang, hanya saja berhasil ditangkis oleh pisau Louise yang dia pegang di tangan yang lain. Prajurit itu mundur selangkah sebelum maju lagi untuk menyerang, Louise mundur tepat waktu dan membuat serangan pisau angin itu hanya menggores bajunya. Melihat jarak yang cukup dekat, Louise melempar pisaunya ke prajurit itu. Dia menghindar, tapi itu sudah cukup untuk membuat perhatiannya lengah, satu tusukan pisau Louise menancap di bahu kanan prajurit itu.

Si prajurit mengerang, Louise mencabut satu pisau lagi untuk menyerang ke dada lawannya. Kali ini si prajurit itu bereaksi cukup cepat untuk membuat pisau angin di tangan kirinya dan menangkis serangan itu. Louise melompat mundur, membiarkan pisaunya yang menancap di bahu si prajurit, tapi dia mengambil satu pisau lagi dari balik roknya. Prajurit itu tidak mencabut pisau yang ada di bahunya, sadar kalau pisau itu dicabut maka pendarahannya akan mengalir tanpa henti.

Louise maju menyerang, tapi pisaunya ditangkis oleh si prajurit. Prajurit itu menghembuskan nafasnya, membuat sebuah hempasan angin yang mendorong Louise mundur. Memanfaatkan kesempatan yang tercipta, prajurit itu ganti maju menyerang Louise. Bahu kanan Louise tergores oleh serangan tadi, darah mengalir menuruni lengannya, untung lukanya tidak dalam. Karena jarak yang sudah kembali dekat, Louise lalu melancarkan sebuah tendangan berputar ke dagu prajurit itu. Dia sempoyongan, hal itu dimanfaatkan Louise untuk menusukkan pisaunya ke dada prajurit itu. Darah muncrat dari mulut dan juga luka di dada prajurit itu, mengotori pakaian Louise dan rumput di bawahnya. Sesaat kemudian, prajurit itu jatuh tak bernyawa.

Tembakan bola api dan hembusan es dilancarkan silih berganti antara Celsius dan prajurit pria lawannya. Celsius menunduk untuk menghindari sebuah bola api, lalu menembakkan semburan es yang dingin. Prajurit itu melompat mundur untuk mengelak dari tembakan Celsius.

Celsius merasa dari tadi prajurit itu menjaga jarak dengannya. Mungkin itu karena dia tidak diuntungkan dengan pertarungan elemen mereka berdua. Elemen es pada dasarnya memang punya posisi lebih atas dibandingkan api, tapi kalau dia sampai lengah, Celsius pun bisa kalah.

Prajurit itu menembakkan bola api lagi, memaksa Celsius untuk mengelak dan bersiap menembakkan tembakan dingin. Pada saat itu sebuah bola api meledak di tanah di antara mereka berdua, mengejutkan Celsius hingga membuatnya mundur. Prajurit itu sempat menembakkan bola api kedua. Asap yang menutup pandangannya untuk sesaat itu membuat Celsius terlambat menyadari kedatangan satu lagi tembakan api.

Lihat selengkapnya