Setelah aku sadar dari pingsan yang cukup lama, akupun beranjak duduk diatas ranjang pasien. Aku sempat bingung melihat semua penjuru, banyak orang-orang disampingku berdiri melingkar dipinggir ranjang pasien yang aku tempati. Aku yang memang masih merasakan sakit kepala yang tak tertahankan inipun sontak berteriak.
"Aaaarrrrrggggg sakit." Teriakku memecahkan keheningan ruangan.
"Tya udah sadar?" Tanya Cris yang memang waktu itu duduk disebelah kiri pas disamping kepalaku.
Aku yang masih menahan rasa sakit dikepalaku tidak menjawab pertanyaan Cris. Aku hanya menganggukkan kepalaku secara berlahan.
"Tya kamu sebenarnya sakit apa? kok sampai pingsan sekitar delapan jam?" Tanya Cris lagi sembari menatap dalam kedua bola mataku dengan tatapan sendu.
"Hah...delapan jam Cris, ngaco kamu." Jawabku tidak percaya.
"Kok ngaco, kamu tanya tuh sama yang lain bener apa nggak aku ngomongnya." Kata Cris sembari mendongakkan kepalanya kearah teman-teman medis yang berada diruang itu.
"Iya dok, dokter Tya pingsan kaya putri tidur selama delapan jam an." Kata Alexa.
Aku yang masih tidak bisa berfikir secara jernih hanya menahan rasa sakit dikepalaku tak memperdulikan kata-kata Alexa dan Cris, sedangkan teman-teman yang lain menatap kearahku dengan raut wajah cemas.
Berlahan teman-teman medis yang berdiri melingkar disampingku satu persatu keluar ruangan. Dan sampai akhirnya tinggalah aku dengan Dokter Cris rekan sejawatku.
Cris yang memang mempunyai perasaan lebih dari sekedar teman terhadapku enggan keluar ruangan untuk meninggalkanku.
"Tya sebenernya kamu sakit apa, coba kamu cerita sama aku. Soalnya kamu tadi kejang sampai pingsan." Tanya Cris sembari menceritakan keadaanku tadi.
"Eeehmmm nggak apa-apa kok Cris, mungkin kecapean aja. Toh sekarang udah nggak sakit lagi." Jawabku sembari melebarkan senyum dibibirku.
"Tapi Tya, itu tadi nggak wajar lho ya." Kata Cris lagi dengan kata-kata penuh penekanan.
"Kan aku yang ngerasain Cris." Jawabku masih kekeh.
"Yaudah terserah kamu, jam dinas kamu sudah habis kan, ayo aku anter pulang." Ucap Cris lagi sembari menawarkan jasa antar.
"Aku bawa motor Cris." Jawabku menolak secara halus.