“Tolong gue Aster. Lihat gue sudah jadi panda. Capek benar ngerjain Opzet. Mana maket menghabiskan uang lagi.”
Aster hanya bisa menepuk punggung Bella dengan rasa simpati.
“Nggak apa-apa gue juga panda sekarang. Kita sahabat panda oke? Lihat jari kita juga sama-sama banyak plester,” jawab Aster sambil mengangkat tangannya untuk dilihat Bella dan Clara.
“Kalian kedengaran menyedihkan banget tahu. Kasihan betul kalian berdua ya. Sudah sini makan siang aku saja yang traktir,” kata Clara sambil menghela napas.
“Sungguh?”
Aster dan Bella langsung menjawab bersamaan. Mata mereka bersinar dengan harapan.
“Iya iya, habis ini kita tapi langsung cepat ke lapangan ya.”
Clara langsung dipeluk Bella dan Aster sementara dirinya berusaha melepaskan diri. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke kantin.
“Kenapa mau cepat-cepat ke lapangan? Mau ngintip Kak Edison dulu?” tanya Aster ke Clara. Tim pria masuk ke semifinal dan sepertinya mereka menambah jam latihan.
“Melihat wajah cakepnya Kak Edison oke lah, tapi aku mau menanyakan sesuatu ke Kak Leo,” jawab Clara.
Bella dan Aster saling menatap satu sama lain sebelum kembali menghadap Clara. Bella langsung nyengir dan merangkul Clara.
“Jadi sudah berganti hati ke Kak Leo?”
“Apa sih kamu kan aku cuman menggagumi,“ Clara menyingkirkan lengan yang berada di bahunya.
“Lagian Kak Edison susah didekati. Ramah sih ramah, tapi selalu jaga jarak. Dimengerti sih dengan jumlah penggemarnya yang sebanyak itu. Membuatku berpikir apakah dia sudah punya pacar?”
“Kalau Kak Edison sudah punya pacar nggak mungkin dia senyaman itu dengan Aster nggak sih?” bantah Bella. Aster mengerutkan dahi dan menghadap ke kedua sahabatnya.
“Apa maksud lo?”
“Dia nggak sadar, astaga dia nggak sadar,” ujar Bella sambil menepuk jidatnya.