Kucel (Penuh Tanda Tanya)

muhamad Rifki
Chapter #1

—Prolog

Kucel atau nama aslinya adalah Randi faris adalah seorang remaja berusia 19 tahun. Ia tinggal disatu rumah kecil di dalam gang sempit. Ia hanya tinggal sendiri karena ayah dan ibunya dia sudah meninggal dunia. Ia dipanggil kucel karena memang tampilan Randi agak sedikit berantakan. Rambutnya yang gondrong tidak pernah di potong dan bajunya yang ia pakai itu selalu lecak. Randi juga memiliki sedikit gangguan pada pemikirannya. Tak banyak juga orang-orang yang menganggap si kucel ini orang gila.


Tetapi tidak dengan tetangga mereka. Tetangga kucel adalah orang yang sangat sayang sekali dengannya karena meski bagaimanapun sejak orang tua nya kucel masih hidup, mereka sangat perhatian dan suka berbagi kepada orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu, ini mungkin balasan tetangga kucel kepada keluarganya kucel.


Pak Karyo, salah satu tetangga kucel yang sangat perhatian dengannya. Tidak jarang juga pak Karyo memberikan makan kerumah Kucel. Karena Pak karyo tidak memiliki anak, Kucel lah yang sering kali ia sayangi layaknya anak sendiri.


Kucel juga termasuk orang yang gemar sekali berinteraksi dengan orang lain. Bahkan sampai dengan kondisi kucel seperti ini, dia tak jarang juga berinteraksi dengan orang lain, ya walaupun terkadang tanggapan orang lain menganggap kucel ini orang gila.


Suatu ketika saat tengah malam.


Kucel baru saja membeli makan di luar rumah. Memang saat itu banyak tempat makan yang sudah tutup karena memang sudah tengah malam. Tidak putus asa, Kucel memutuskan untuk terus mencari tempat makan sampai ketemu karena ia memang sangat lapar saat malam itu. Sampai ketika ia menemukan tempat makan yang memang buka 24 jam. Saat itu kucel memutuskan untuk membungkus saja makanannya karena ia lebih nyaman ketika makan dirumah saja.


Saat di perjalanan menuju kerumah, ia melewati jalan setapak yang lumayan gelap. Ia terus berjalan sampai ketika ia menemukan jalan bercabang. Kucel pun keheranan melihat jalan bercabang itu, karena saat sebelumnya ia melewati jalan ini, ia hanya melewati jalan setapak saja. Kenapa ini malah jadi bercabang jalannya.


"Lah?.. Perasaan tadi ini cuman satu jalur deh jalannya. " Gumam Kucel.


"Ah.. Namanya juga perasaan kali. Mungkin tadi lupa karena laper kali ya? Eh sekarang kan juga lagi laper ya? Aduh gimana sih ni, emang kalau lagi laper pikiran suka kemana mana." Ucap Kucel yang bertengkar dengan ucapannya sendiri.


Saat itu Kucel memutuskan untuk memilih arah jalan yang kanan. Saat ingin jalan ia tiba tiba merasa pusing dan seperti ada yang mendorongnya.


"BRAKKK..... (Suara tubuh terkapar) "


Entah apa yang terjadi, tiba tiba tubuhnya Kucel terkapar begitu saja. Namun tidak berlangsung lama tiba tiba kucel merasa biasa saja dan ia tidak menyadari bahwa ia sebelumnya terjatuh. Pusing yang tadi dialaminya tiba tiba hilang begitu saja.


"Lah, tadi kenapa pusing banget ya? Tapi kok tiba tiba sekarang malah hilang begitu saja? " Ucap Kucel yang semakin keheranan.


Saat melihat kearah depan, alangkah terkejutnya ia bukan ditempat yang sebelumnya lagi. Ia malah berada di depan halaman rumah sederhana yang atapnya terbuat dari daun kelapa dan dindingnya yang masih menggunakan bambu. Di depan pintu rumah itu, terdapat dua sepasang suami istri yang berdiri melihat Kucel. Umurnya sudah bisa dibilang sudah cukup berumur. Mereka tersenyum dan melambaikan tangannya seolah-olah menyuruh Kucel untuk datang ke rumah tersebut. Kucel pun dengan sedikit keheranan dan rasa penasarannya perlahan mulai mendekati rumah itu. Saat sudah hampir dekat. Laki-laki tua yang sedaritadi berdiri di pintu rumah itu berkata.


"Duduk dulu sini, nak. " Ucapnya dengan nada yang sangat lembut sekali dan sedikit serak.


"I.. ya.. Pak.. " Ucap Kucel yang sedikit terbata-bata dan menuruti ucapan laki-laki tua itu.


Kemudian laki-laki tua itu duduk disamping Kucel. Saat Kucel duduk, perempuan tua itu masuk kedalam rumahnya. Saat sejenak duduk, perempuan tua itu kembali dengan membawakan dua cangkir teh hangat.


"Ini silahkan diminum dulu. " Ucap perempuan tua itu sambil kembali masuk ke dalam rumahnya.


"Yaampun bu, gausah repot repot. " Ucap Kucel.


"Gapapa, nak. " Balas singkat laki-laki tua itu.


"Saya mau pulang pak. Ini saya bawa makanan, tadi pas dijalan eh tadi malah ketemu rumah ini. "


(Laki-laki tua itu hanya tersenyum melihat ucapan kucel)


"Siapa nama kamu, nak? " Tanyanya.


"Randi, pak. " Jawab singkat Kucel.

Lihat selengkapnya