Kucing Iblis

Yovinus
Chapter #19

19-Gernis Diculik Manusia Iblis

 

Gernis sepertinya ragu-ragu. Walaupun dia sedang berada di bawah pengaruh hipnotis makhluk itu, tapi karena pikirannya yang bersih dan tidak pernah membenci orang, membuat terbersit setitik kesadaran di dalam hatinya.

Tetapi tidak cukup kuat untuk melawan pengaruh hipnotis iblis wujud kucing hitam yang ilmu jahatnya sudah tak terukur lagi itu.

“Kamu tidak dengar perintah tuanmu, hah?” terdengar makhluk itu membentak.

Gernis jadi kaget dan seperti robot saja dia mengangguk dan menjawab,

“Ya, aku mendengar perintahmu, Tuanku!?”

“Tunggu apa lagi? Cepat buka kalungmu itu dan lemparkan ke sudut kamar!”

Gernis menggerakkan tangannya ke arah lehernya dan meloloskan kalung itu dari lehernya yang putih dan jenjang. Kemudian kalung itu dilemparkan ke sudut kamar.

“Sekarang kamu tidurlah. Tidak baik kamu terus bangun pada saat sudah lewat tengah malam begini. Tidurlah!” kembali terdengar perintah makhluk itu.

Gernis merasakan matanya sangat berat. Rasa kantuk yang amat sangat tiba-tiba menyerangnya. Dan di lain saat dia sudah terlelap.

Kucing hitam itu tampak puas. Dia lalu melompat turun dan mendekati tubuh Gernis. Kali ini dia tidak terjatuh seperti beberapa waktu yang lalu.

“Ha! Ha! Ha! Akhirnya kamu jatuh juga ke tanganku, anak manis!” desis kucing hitam itu berbicara seperti manusia.

“Kamu akan kuperlakukan secara istimewa. Kamu akan kujadikan penyempurna ilmuku. Ha! Ha! Ha! Puas hatiku sekarang...” kata binatang itu seraya meloncat keluar dari kamar Gernis dan menggendong tubuh gadis yang sedang dalam keadaan pulas itu.

“Hey! Siapa itu?” tiba-tiba terdengar teriakan orang. Makhluk itu jadi kaget tapi kemudian menyeringai dan matanya berkilat-kilat marah ketika mengetahui yang berteriak itu adalah kedua sekurity perusahaan yang sedang berkeliling.

“Hemm!” dengusnya marah karena kesenangannya diganggu.

“Hey! Dengar tidak!” kembali kedua satpam itu berteriak sambil berlari ke arah makhluk itu.

“Berhenti! Kalau tidak...” Perkataan kedua orang itu terputus. Sebab setelah dekat baru mereka melihat makhluk itu dengan jelas.

“Hah! Se... setan!” desis Bahtok gemetaran.

“Iblis!” desis Kiman tak kalah kagetnya melihat seekor kucing raksasa berdiri dengan kaki belakang sambil membopong tubuh Gernis.

“Huh! Karena kalian telah melihatku, maka kalian tidak boleh hidup!” desis makhluk itu marah.

Kedua satpam yang malang itu, yang mencari rezeki dengan rela tidak tidur malam-malam yang penting dapur mereka tetap ngebul, akhirnya sebentar lagi akan jatuh dalam keadaan yang mengenaskan.

Tiba-tiba dia mengangkat kaki depannya sebelah kiri dan di lain waktu tampaklah dua sinar merah darah melesat ke arah Kiman dan Bahtok. Sungguh kasihan kedua orang satpam yang tidak berisi apa-apa ini. Kepala keduanya pecah dengan otak berhamburan diterpa sinar merah darah itu.

Tanpa sadar keduanya tewas seketika.

 

Sementara itu …

Pada saat yang hampir bersamaan, Edeng menggeliat. Lalu dia berusaha untuk bangun. Tapi dia rasakan tubuhnya mengalami kelelahan yang amat sangat dan kelopak matanya terasa sulit sekali untuk dibuka. Edeng tahu kalau rasa lelah dan kantuknya ini tidak wajar.

Edeng berusaha untuk mengalahkan rasa lelah dan kantuknya. Dia lalu memaksakan dirinya untuk duduk, meskipun matanya masih terpejam. Beberapa detik kemudian Edeng sudah mampu membuka matanya.

Lihat selengkapnya