Kemudian Okok Keang kembali menatap dukun muda yang sudah berdiri berkacak pinggang di hadapannya.
"Kamu sudah semakin jauh tersesat, anak muda. Ilmumu yang tinggi itu kau gunakan untuk kebatilan. Lebih baik kamu kembali ke jalan yang lurus sebelum terlambat!" katanya, mencoba menyadarkan dukun sesat itu. "Bertobatlah sebelum terlambat, anak muda."
"Kamu tidak usah berkhotbah di depanku, tua bangka. Bersiaplah, aku akan membunuhmu!" teriaknya sambil berkomat-kamit.
Tiba-tiba tubuh dukun sesat itu membesar sehingga berdirinya lebih tinggi dari sebuah bukit.
Ternyata ilmunya sudah mencapai tingkat kesempurnaan, desis Okok Keang kagum dalam hati.
Jika sudah mencapai ilmu setinggi ini, sangat susah dikalahkan. Kecuali menghancurkan Sullob Hasong-nya (nyawa cadangannya).
Orang tua itu cepat mengambil sesuatu dari balik bajunya, sebuah botol kecil berwarna biru.
"Terserah mau berubah jadi apa saja, iblis. Tapi nyawamu ada di tanganku!" teriak orang tua itu sambil memperlihatkan botol Sullob Hasong berwarna biru dari dukun itu yang ada di tangannya.
"Aaaahh!" Dukun muda itu jadi kaget bukan main.
Bagaimana mungkin orang tua ini bisa mengetahui Sullob Hasong botol biru ini? Padahal dia menyimpannya di dasar Teluk Bojuan di Sungai Melawi.
"Jangan! Jangan kamu pecahkan!" katanya gugup, dan tiba-tiba saja tubuhnya berubah jadi kecil kembali.
"Kamu sudah terlalu banyak berbuat jahat. Kesalahanmu tidak terampunkan lagi," kata orang tua itu.
Tiba-tiba bagaikan kilat saja tubuh dukun muda itu bergerak ke arah Okok Keang dan berusaha merebut botol biru yang ada di tangannya. Tapi orang tua yang sakti itu sudah bisa menduga akan tindakan licik dukun muda itu.
Sebelum dukun itu sampai, botol itu sudah diremasnya sampai hancur.
"Aaaaaaaaaa...!"
Dukun muda itu menjerit kesakitan dan tubuhnya menggelosor jatuh. Dia terduduk tidak berdaya. Rupanya dukun muda itu ilmunya sudah benar-benar sempurna. Makanya dia berani memandang rendah Okok Keang.
Dia tidak mati seperti seharusnya jika botol Sullob Hasong dipecahkan, tetapi dia tetap hidup. Hanya saja ilmu kekuatannya yang luar biasa itu sudah lenyap, hanya tertinggal ilmu silat biasa saja.
Hal ini hanya bisa diperolehnya jika dia belajar langsung kepada iblis.
"Kau... kau..." desisnya geram, sambil tangannya menu njuk dengan gemetaran.
"Bertobatlah, sebelum maut menjemputmu!" kata Okok Keang, masih berusaha menyadarkan dukun muda itu.
Meskipun dalam hatinya, kagum sekali dengan anak muda ini yang bahkan jauh lebih hebat daripada dirinya pada umur yang sama.
"Persetan denganmu. Aku akan berubah jadi harimau!" kata dukun muda itu.
"Berubahlah, aku tidak takut. Taring harimau juga yang ada dalam Ponyangku (pusakaku) ini!" jawab Okok Keang tenang sambil menunjuk pusakanya.
"Kalau begitu, aku akan berubah jadi buaya saja!"