Kucing Iblis

Yovinus
Chapter #27

27-Mana Yang Asli & Mana Yang Palsu?

        

Said terkulai lemas. Pergulatan yang mereka lakukan benar-benar menguras tenaga. Keringat menetes seperti kain yang diperas. Udara pegunungan yang sejuk dan hujan yang mengguyur dari pagi hingga siang membuat mereka betah berlama-lama mendekam dalam kamar di pondok itu.

Marulina adalah badai yang tak pernah reda; liar, panas, dan menggairahkan dalam dinginnya siang. Ia menyerbu laksana orang kelaparan yang menemukan hidangan surga. Sentuhannya menggetarkan, geraknya membius. Energinya seolah tak bertepi, melumat waktu hingga siang menyingsing tanpa terasa.

Kemudian keduanya sampai pada puncak perjuangan mereka, istirahat panjang …

“Kamu belum mau pulang?” tanya Said dari pembaringannya, kelelahan.

“Nanti saja...” jawab Marulina sambil memperbaiki bajunya di depan cermin.

“Tak takut ketahuan?”

“Si tua bangka itu sedang turun ke kecamatan. Sebelum dia pergi, aku sudah bilang akan mengunjungi saudaraku di desa di balik bukit.”

“Nyatanya kamu berada di balik tubuhku...” ucap Said menggoda.

Marulina mencubitnya manja.

“Malam ini menginap di rumahku saja…,” bisik Said.

“Gila kamu. Apa kata orang nanti?”

“Kita masuk rumah setelah malam...”

“Bagaimana dengan ibumu?”

“Dia kan sedang tidur di ladang. Menjaga tanaman dari gangguan monyet...”

Marulina palsu atau Liuni terdiam. Sungguh tawaran yang marnarik, tapi? beresiko.

“Liuni...”

“Ya?”

“Seharusnya cepat kau habisi si tua itu...”

“Sudah kutaburkan racun pemberianmu. Tapi dia tidak apa-apa.”

“Tapi aneh, kok tidak mati-mati juga?”

“Entahlah...”

“Ada yang mustahil ...”

Keduanya terdiam sejenak.

“Kamu, bagaimana?” tanya Marulina.

“Aku sudah beberapa kali mengirimkan Panah Doih, semacam teluh bermata jarum jahit, kepada pak Ceknang. Tetapi sampai sekarang dia tetap sehat-sehat saja.”

“Mungkin si tua itu juga punya pelindung.”

“Mungkin...” desis Said, ragu.

“Bagaimana dengan gurumu? Kenapa bukan dia saja yang menghabisinya? Katamu dia sakti dan bisa menghilang. Toh, tidak ada yang bisa melihatnya. Jadi polisi tidak akan bisa menangkapnya.”

“Memang benar...”

“Kalau begitu, minta tolong gurumu saja...!”

“Pasti...”

“Setelah itu, selesailah semuanya...”

“Kita akan kaya raya...”

“Ya, dan kamu akan menjadi Nyonya Said secara resmi...”

“Dan tidak ada yang tahu...”

Lihat selengkapnya