Kondisi jalan cuman jalur setapak tanah basah tapi bisa buat melintas satu mobil. Tapi nyaris tidak pernah tersentuh beton atau mulusnya aspal hitam. Kalau turun hujan besar, sepanjang jalan berpesta riang dengan kubangan air bercampur tanah becek sepanjang jalan. Pasti bikin licin dan bisa-bisa terjatuh kalau tidak berhati-hati, berapa kali ban motor selip masuk dalam kubangan tanah basah.
Rasa geli menahan tawa Sunu, pelajar culun tapi tampan. Dia nyambi jadi tukang ojek kampung sempat-sempat melirik Azkia berusaha mendorong motornya.
"Hihhh! Lagian emang ngak ada jalan lagi?! Selain jalan ini?!" wajahnya sudah basah dengan air kubangan.
Dua tangan Sunu berusaha mendorong stang motor, agar dua roda bannya cepat menggelinding kedepan. Tapi walau sekuat tenaga Azkia mendorong, tetap saja roda ban belakang sudah selip setengah terkubur kubangan air bercampur tanah basah.
"Cuman ini jalan satu-satunya menuju Desa Karang Hantu," dua tangan Sunu mendorong stang motor kedepan sedikit bergerak roda ban belakangnya.
"Grungg ... Grungg ..." tidak sengaja tangan kanan Sunu menarik handle gas stang kanan.
"Buaarrrrrr ..."
"Akhhhhh ..." teriak kesal Azkia wajah dan sekujur pakaiannya basah saat ban roda belakang berputar percikan air kubangan.
Roda ban belakang motor bisa maju kedepan, tidak enak hati Sunu melihat semua pakaian Azkia basah bercampur warna air coklat.
"Rese loe!" didorong kesal Sunu mundur.
"Maaf, saya tidak sengaja," kata Sunu makin tidak enak hati.
"Sebentar lagi dia akan mati," hembusan suara angin membawa bisikan bikin merinding sempat didengar Azkia bingung.
Azkia melihat sekitar, hanya ada sepi mencekam berdiri tegak rindang pepohonan dengan berselimut semak belukar.
Bingung Sunu melihat sikap aneh Azkia mendekati dirinya. Tidak sengaja tangan kanannya malahan menggeggam pergelangan tangan kirinya Sunu sedikit tersenyum.
Hembusan semilir angin basah makin meniup kalbu ketakutan Azkia. Wajahnya terbalut ketakutan makin perhatikan sekiatr sepi sunyi mencekam.
"Sebentar lagi dia akan mati," terdengar lagi suara bisikan pelan bikin mencekam kuping kirinya Azkia.
"Hihhhh! Apa-apaan si loe!" refleks Azkia makin dekati Sunu tersenyum.
Cuman karena refleks ketakutan risih tangan kiri Sunu dihentakan. Lalu Sunu duduk diatas sadel jok motor sudah basah.
"Ohh, iya. Saya Sunu," sambil duduk kenalkan diri.