"Seperti jejak yang membekas, luka hatipun demikian. Waktu ibarat sebuah perban, menutupi luka tapi tidak bisa menghilangkan rasa sakit yang ada di sebuah hati yang terluka."
***
Melanie berdiri di cermin besar dalam kamarnya. Sejenak mengamat-ngamati bayangan dirinya yang sedang di depan cermin. Seulas senyum tipis samar terlihat dari ujung bibirnya, mengaggumi dirinya yang terlahir sebagai perempuan yang nyaris begitu sempurna; tinggi, cantik, berkulit putih, bersih dengan bibir sensual. Seksi dan cute, batinnya.
Dalam balutan maxi dress yang menonjolkan lekuk dadanya, semakin membuat Melanie terlihat seksi. Syal warna putih menutup lehernya yang jenjang.
Bisma mengiriminya pesan via BBM tadi, 'dah di luar'. Cewek itu sekali lagi merapikan syalnya, lalu menggunakan jari-jari untuk menyisir lembut rambutnya, sementara tangannya yang satu lagi sibuk mengetikan balasan:
''I am ready for dinner, now, Man. Awaiting for minute.''
***
So far, semuanya berjalan menyenangkan bagi Bisma dan Melanie. Dinner dengan menu bebek goreng betutu bumbu pedas khas Bali, sukses membuat mereka berdua berdesis-desis kayak ular. Mendesah-desah kepedasan, lalu shopping di sebuah toko galeri, sovenir dan oleh-oleh tak jauh dari restauran. Mencoba berbagai jenis pakaian barong, jogger dan membiarkan cowok itu tertawa-tawa saat Melanie bergaya konyol-konyol.
Bisma rajin memotret Melanie melalui kamera Nikon SLR Canon digital dengan bidikan berbagai ekpresi unik dan latar yang indah dan memukau mata.
Melanie senang dan kagum dengan semua hasil bidikan kamera Bisma yang selalu bagus menangkap panorama alam di Ubud di malam hari yang eksotk dengan geliat kesibukan penghuninya yang beraneka ragam.
Di setiap sudut kota dan jalan di Pulau Dewata menyuguhkan pemandangan yang berbeda tapi selalu mampu memikat setiap mata yang memandang.
Mereka sekarang sedang berjalan beriringan sepanjang trotoar jalan. Terlihat Bisma menenteng barang belanjaan Melanie.
Melanie dan Bisma terus berjalan. Keramaian jalan tak dihiraukan mereka. Lampu-lampu sorot kendaraan yang serupa kunang-kunang raksasa saling berkejaran, sinarannya sesekali mengenai tubuh mereka.
Rintik-rintik gerimis tiba-tiba turun kecil-kecil. Melanie dan Bisma memutuskan berteduh dengan masuk ke sebuah cafe.
*
Jazz Cafe ramai dengan pengunjung. Mereka memilih tempat duduk yang sedikit di pojok dalam ruangan. Sebuah Home Band menghibur dengan musik-musik Jazz.
Bisma dan Melanie menikmati suguhan live musik jazz sambil menikmati sepiring roti bakar dan segelas coklat hangat.
Sembari menunggu hujan reda, Bisma dan Melanie bermain 'truth and dare' yang berujung pada obrolan hangat antara dua hati yang saling membuka jati diri.
Bisma mendapatkan giliran pertama untuk membuat pengakuan.