Kuda Jantan Dan Pelukis Kesepian

Bisma Lucky Narendra
Chapter #16

Pesona Perempuan Malang


"Bertepuk sebelah tangan itu tak cuma berarti; cintamu tak terbalas. Bisa jadi kisah cintamu seperti sepasang sepatu, yang selalu bersama, bersisian, tapi tidak mungkin disatukan. Cinta kalian nggak akan nyaman lagi dibuat jalan bila dipaksa untuk disatukan. Kecuali cinta kalian serupa kancing baju dengan lubang kancingnya, akan selalu ada alasan untuk di satukan. Saling mengisi satu sama lain. Cinta yang sempurna." -Melanie

***

Kejadian di kolam renang.

Dari tempatnya bermalas-malasan, Bisma menyadari keberadaan sosok tinggi semampai berbalut bikini super sexi. Isi perutnya serasa diobok-obok Joshua saat itu juga.

Entah Melanie sadar atau nggak, tapi yang dilakukan ini lebih dari sekedar menggoda. Lebih bisa disebut sebagai siksaan. Ketegangan seksual sebagai lelaki normal mulai menjalari di beberapa bagian tubuh cowok itu.Sekeras apapun cowok itu berusaha menepis pikiran primitifnya terhadap cewek itu, Bisma semakin gagal mengontrol otaknya untuk berpikir sehat.

Walau sebelum ini dia sudah mengetahui semua yang dimiliki perempuan itu hingga aset terpenting dalam tubuh tinggi semampai itu. Tapi, entah mengapa naluri lelaki itu semakin terpancing pada hal-hal yang sedikit tertutupi tapi mengundang sensasi penasaran untuk berpetualang dengan piktor kemana-mana.

Glek! Bisma menelan ludahnya.

Melanie menunduk saat berusaha menuruni tangga kolam renang dan mata Bisma menangkap sekelebat sudut gelap di antara atasan bikini yang diakenakan. Something nice to see.

Bahkan, setelah Bisma sampai harus menjepit apa pun yang sedang bereaksi di balik celana renangnya, Bisma nggak bisa menyalahkan Melanie yang seolah berubah sebagai musang penggoda.

Semua terjadi begitu saja. Melanie dan baju minim sama dengan siksaan ketegangan seksual bagi Bisma. Dan, bikini itu memang bukan sengaja dikenakan untuk menggoda. Di hadapannya jelas-jelas ada kolam renang besar yang begitu menggiurkan untuk dipakai. Tubuh Melanie tinggal seperempatnya saja yang masih berada di atas permukaan air.

Melanie bukan Hawa. Bisma bukan Adam. Tapi mengapa situasi saat ini seakan mereka terkena kutukan sebab tergoda buah terlarang, mereka terlempar ke muka bumi, di mana hanya ada mereka berdua di semesta saat ini.

Beruntung, Mereka saat ini berada di kolam renang private.

Bisma menggigil di sisi pinggir kolam yang dia duduki padahal angin Ubud yang berhembus terasa hangat ke arahnya. Temperatur tubuhnya drop sekian puluh derajat dan kini dia merasa tulangnya nggak kalah dinginya dengan es potong.

Bibir Bisma bergetar, berusaha mengucapkan sesuatu, tapi kemudian cowok itu menyadari kalau lidahnya pun kini sama bekunya dengan bagian lain tubuhnya.

Percuma saja menghangatkan diri dengan cara menggosok-gosokkan telapak tangan. Dingin yang Bisma rasakan ini jelas asalnya dari dalam. Mau sampai kapan sih dia meneteskan liur seperti srigala yang sedang mengincar mangsanya dari tempat persembunyianya?

Perasaan patah hati Bisma dan segala kekacauan hidupnya seakan menguap seperti kapur barus di udara terbuka semenjak dia mengenal perempuan bernama Melanie itu. Untuk ukuran cowok yang akan segera gagal dalam perkawinan mestinya trauma untuk sesaat ketika mencoba lagi berhubungan dengan lawan jenis. Tapi, teori itu sepertinya tidak berlaku untuk kedua mahkluk berlainan jenis itu.

''Akh, you're no fun! Ngajak renang malah masih diem sajadi situ.'' Ada jeda yang cukup lama yang dipakai Melanie untuk menenggelamkan dirinya sepenuhnya lalu muncul lagi beberapa detik kemudian. Seperti gerakan slowmotion ala film hollywood, cewek itu menyisir rambutnya yang basah dengan jari-jarinya, sementara wajahnya yang berkilauan karena tetes-tetes air diarahkannya terus pada Bisma. Seperti menantang cowok itu.

''Iya, ya,'' Refleks Bisma melepas kaus putihnya.

Hal pertama yang Melanie sadari ketika Bisma menarik bagian bawah kausnya adalah perut rata cowok itu, lengkap dengan rambut-rambut halus di dekat pusar. Semakin naik, dada bidang cowok itu semakin terlihat jelas.

Melanie kembali terserang penyakit jalang, naluri perempuan dewasanya yang lama tidak terjamah bangkit seketika. Dan ketika Bisma akhirnya meloloskan kausnya melewati kepala, Melanie sampai harus menenggelamkan diri lagi ke air kolam demi mendinginkan kepala dan matanya yang seperti terbakar karena masih mengingat seperti apa hotnya tubuh Bisma versi setengah telanjang di senja jahanam waktu itu.

Ups. Terlalu lama. Sekarang Melanie malah merasa sesak napas di dalam sini.

Lihat selengkapnya