Kuda Jantan Dan Pelukis Kesepian

Bisma Lucky Narendra
Chapter #19

Merayu Bulan

Back to Rama Story's.

Grafiti berwarna ceria menghiasi di setiap bidang dinding café ini. Beberapa lukisan kuda dengan ragam latar menjadi ornamen dinding yang membuat ruangan cafe terlihat lebih indah dan menarik.

Rama lega akhirnya bisa menemui Ghea yang sudah lama menunggunya. Cafe milik Rama baru saja tutup. Jarum jam di dinding cafe menunjukan hampir pukul 00.00, dua menit lagi.

Beberapa karyawan cafe berpamitan ke Rama. Rama melambaikan tangan dan tersenyum hangat membalas sapaan karyawan-karyawannya.

Ghea menyambut kedatangan kekasihnya dengan senyuman termanisnya.

"Ma'af Ghea menunggu lama."

"Ngga'apa-apa, Rama. Aku betah kok di cafe ini dari pada di rumah sendirian. Lagipula, Mamaku belum pulang dari Bali."

"Rama, lukisanmu bagus-bagus. Kenapa ngga buat pameran lukisan tinggal saja? Sayang bila lukisanmu yang indah itu hanya dinikmati oleh pengunjung cafe saja." Mata Ghea tertuju pada lukisan kuda dengan ukuran kain kanvas paling besar didekat ruang kasir.

"Ide itu sebenarnya sudah aku pikirkan. Masih mencari gedung yang sesuai budget. Doakan saja segera terwujud."

"Aamiin." Ucap Ghea semangat.

"Mau pulang sekarang?" Ghea membalas dengan anggukan mantap dan langsung menggamit lengan Rama.

Rama dan Ghea sudah resmi menjadi sepasang kekasih seminggu lalu. Cafe Rama menjadi saksi ikrar cinta sepasang kekasih tepat di malam ulang tahun Rama ke - 23, di medio Juli 2024 ini.

Diatas laju kuda besi, Ghea eratkan tangan memeluk pinggang Rama. Cahaya mobil-mobil yang lalu lalang bak kunang-kunang yang saling berkejaran. Rama bersemangat memacu gas terkadang aku menyalip dan zig zag untuk menghindari kemacetan lalin di malam Minggu. Sesekali Ghea mencubit pinggang Rsma karena rasa khawatir setiap kekasihnya di rasa sedikit ugal-ugalan di jalan.

Kini mereka sedang menikmati suasana sembari memandang langit dari atas balkon kontrakan Rama seraya berharap ada bintang jatuh ditemani segelas cappuccino yang masih hangat di tangan masing-masing.

Ghea menolak di antar pulang. Alasannya sudah terlalu malam dan ingin menghabiskan malam panjang bersamanya.

"Dalam kehidupan ini, tak ada tombol pause, slow motion, rewind, cancel ataupun hold, yang ada adalah move, move, dan move!" Rama dengan bijak menyemangati Ghea yang sedang di landa tsunami batin karena mengetahui Mamanya di Bali telah menemukan seseorang yang baru yang sebentar lagi menjadi Papa tirinya lagi.

Ghea bukan tidak senang mendengar berita itu langsung dari Mamanya. Ghea cuma berpikir, apakah Mamanya akan bahagia dengan pernikahan barunya nanti?

Belum nanti pasti akan terjadi perkara rebutan pembagian harta gono gini. Apalagi, Kalina sudah merasa punya hak untuk ikut campur urusan gono gini itu. Ghea pusing memikirkan semua masalah dalam kemelut rumah tangga orangtuanya.

Ghea ingin menepi dari semuanya. Mencari ketenangan batin dan pikiran. Maka, kenapa malam ini ia ingin sekali bersama Rama di sepanjang malam.

"Jangan selalu engkau memunggungi masa depanmu. Lihat, hari terus berjalan, Ghea. Move on, Baby!" Lanjut Rama sembari merangkul pundak Ghea yang duduk di sebelahnya di bangku teras di balkon kontrakannya.

Ghea sejenak menikmati rangkulan Rama, mencari ketenangan batin melalui usapan lembut jemari kekasih yang membelai lembut rambut kepalanya. 

Perlahan Ghea merebahkan kepalanya di paha kekasihnya. Rama menggeser pelan tubuhnya hanya demi mendapatkan posisi duduk ternyamanya. Kini, Rama leluasa menikmati wajah kekasihnya yang sedang memejamkan mata. Wajah putih, bersih dan cantik yang majestic. Ghea mewarisi kecantikan Mamanya.

Gemricik air dari sirkulasi Aquaraium ikan koi ukuran besar yang berada tepat di sebelah bangk sejenak mengisi kesunyian. Rama dan Ghea terdiam saling meresapi keberadaan mereka masing-masing. Sampai sebuah dering seluler di saku celana Ghea mengejutkan cewek itu.

Call number di layar handphone tertera 'My Mother'. Ghea bercakap sebentar.

Sementara Ghea bercakap sengan Mamanya, Rama berdiri lalu berjalan mendekati aquarium. Cowok itu memandangi tingkah polah ikan koi warna-warni yang berseliweran dalam air aquarium yang bening. Rama mengambil sejumput pakan ikan atau pelet yang tersedia di pojok ruangan dekat aquarium lalu menyebarnya ke dalam aquarium dan langsung disambut ikan-ikan yang berebut makanan.

Lihat selengkapnya