"Setiap permasalahan hidup adalah montir kehidupan. Tak perlu sedu sedan, biarkan saja Tuhan me-revisi rencana-rencana-mu untuk lalu menyetujuinya. Siapkan saja sebidang hati untuk menyambut segala kejuta-kejutan."
***
Sudah sebulan berlalu sejak perceraian itu terjadi. Ghea dan Melanie berusaha bersikap normal dengan kehidupan keluarga seperti pada umumnya meski tanpa kehadiran kepala kekuarga.
Melanie kini hidup merdeka dengan putri semata wayangnya di rumah yang baru saja ia beli dari tabungan hasil jerih payahnya menulis selama ini.
Melanie tidak menyesal sedikitpun ketika rumah di Kemang yang selama ini mereka tinggali jatuh ke mantan suaminya. Sebagai gantinya, Damar memberikan uang 1 milliar ke Melanie untuk pembagian harta gono gini. 500 juta untuk Melanie dan 500 juta lagi untuk dana pendidikan kuliah Ghea. Melanie menyetujui itu di hadapan para notaris.
Melanie tidak ingin terkungkung dalam trauma di sepanjang hidupnya bila ia harus tetap tinggal di rumah mewah milik Damar.
Melanie beruntung, Ghea mengerti dan mendukung penuh keputusannya itu. Tadinya, Melanie sempat mencemaskan bila Ghea tidak menyukai rumah yang ia beli untuk mereka tempati saat ini.
Rumah putih gading menjulang berlantai tiga itu mulai terlihat. Atap genting keramik hijaunya terkesan teduh dan klasik. Fasad dari batu alam berwarna senada dinding ditopang oleh kolom-kolom penuh ukiran.
Ghea sangat suka dengan rumah barunya. Ghea terpukau dengan design arsitek rumah yang terlihat sangat indah, seolah setiap sudutnya diukir penuh cinta. Selera Mamanya terhadap rumah mewah memang tidak diragukan lagi. Itu benar adanya. Melanie memilih dan membeli rumah mewah itu sebagai ungkapan cinta untuk putri tunggalnya itu.
Melanie bersyukur atas pencapaian harta berupa rumah itu yang nantinya akan menjadi bahtera Nuh bagi keluarga mereka untuk selamanya di sepanjang usia mereka.
Segala bentuk cinta seolah ditumpahkan semua dalam desain rumah itu, lebih indah dari sebuah hotel bintang lima sekalipun. Ghea sekali lagi berdecak kagum.
Ghea mengamati desain rumit pagar tempat tinggalnya yang sedang dilintasi.
Pondasinya menggunakan batu alam yang tertata rapi dan terekspos begitu saja, memberikan tampilan kuat dan kokoh. Bagian atasnya berhiaskan tanaman rambat. Di malam hari, lampu penerangan LED yang menyorot akan menghasilkan kesan tropis modern yang menyegarkan. Batu alam juga digunakan untuk pilar yang dihiasi ukiran dedaunan. Pagarnya memakai elemen besi cor ditempa menjadi ornamen geometris yang klasik.
Mobil Melanie melewati portal gerbang dari batu bata. Pintu ganda dari logam yang penuh dengan pahatan berbentuk bunga itu terbuka otomatis menggunakan mikrokontroler yang dikendalikan sopir.
Bentangan taman indah dengan pohon-pohon rindang, semak-semak, bunga-bunga, dengan air mancur di tengahnya segera menyambut. Roda mobil terus menggelinding di atas jalur berbatu hingga tepat berhenti di depan garasi.