Kuda Jantan Dan Pelukis Kesepian

Bisma Lucky Narendra
Chapter #27

00.00 PM

Ibuku sering berkata bahwa cinta itu seperti tanah liat yang digunakan untuk membuat tembikar. Engkau harus menjaganya dari awal agar tidak rusak. Bila jatuh ke tangan orang yang salah bisa jadi dipermainkan hingga hancur.

***

Lesmana baru saja keluar dari bengkel teaternya. Sandra berhalangan lagi untuk datang latihan dengan alasan PMS. Sekonyong-konyong, Lesmana menghubungi Karin dan mengajaknya untuk dinner di sebuah restauran. Karin menyetujui ajakan cowok itu karena hari itu kebetulan dia tidak memasak, dan Damar, suaminya sedang pergi ke luar kota untuk urusan bisnis.

Sebagai balasan makan malam yang super enak, pujian cewek itu yang sukses membuat Lesmsna jumawa, dan Karin tidak menolak ajakan cowok itu ketika Lesmana mengajaknya menonton midnight di bioskop yang sebentar lagi mulai tapi diurungkan niat itu lalu diajaklah Karin mampir sebentar ke studio cowok itu dengan alasan mengambil barang yang tertinggal.

Terbersit susunan rencana dalam otak Lesmana yang sedang mabuk senyawa endorfin yang timbul dari rasa cinta penuh gelora dan hasrat kepada kekasih gelapnya itu. Sifat lelaki itu sekali diberi kesempatan pasti akan menagih untuk bisa mengulangi lagi.

Setali tiga uang apa yang sedang bergemuruh di hati Karin sepanjang mereka dinner tadi tanpa menyadari ada sepasang mata yang mengawasi dengan jeli gerak-gerik mereka berdua dari seseorang di sudut lain ruangan dalam restauran itu.

***

Saat ini, Karin dan Lesmana sedang berada di atas balkon Studio. Karin tadi enggan untuk segera diantar pulang. Karpet kamar telah di pindahkan dari kamar, beserta beberapa bantal kecil bersarung sari India dari salah satu kamar. Kaleng-kaleng bir direndam di dalam mangkuk besi berisi air dingin, potongan es batu, dan garam. Waktu ditanya kenapa harus dikasih garam segala, Lesmana bilang biar cepat dingin. 

''Gue dapat tipsnya dari majalah Healthy edisi kapan gitu,'' kata cowok itu lagi.

''Dan loe percaya?''

''Apa pun yang ditulis di majalah itu, gue sih percaya-percaya saja.''

''Selesai!'' And, yes it is, tempat piknik malam-malam mereka selesai dibuat cowok itu. Mangkuk besi berisi bir dan kantong plastik berisi aneka camilan diletakkan di tengah-tengah area karpet, sementara bantal-bantal bersari India diatur di pinggir karpet. Agak mengingatkan cewek itu pada tempat bersantai sultan di salah satu scene film 'Aladin' sih ya, but not bad. Not bad at all. Dan juga mengingatkan cewek itu kepada kebiasaan Karin saat awal+awal mabuk kepayang dengan Damar, tepatnya untuk menjerat hasrat Damar di setiap akhir pekan selalu melakukan semacam hangover kecil-kecilan.

Karin langsung mengambil posisi rebah-rebahan, seenaknya langsung menguasai dua bantal. Lesmana menyusul dengan duduk bersila

''Bir?''

''Thanks.''

Lesmana menyodorkan satu kaleng bir yang basah ke tangannya. Tetes-tetes air yang jatuh dari bagian dasar kaleng meninggalkan jejak gelap di permukaan karpet, tapi tak satu pun dari antara mereka yang menganggap itu sesuatu hal yang mengganggu. Setelah Karin mendapatkan kaleng birnya sendiri, dia dan Lesmana membuat toast.

''For the beginning of a beautiful loveship, '' ujar Lesmana, membenturkan dinding kaleng birnya ke bir milik Karin. Kasihan Sandra, semakin diduakan dan nyaris hampir dilupakan.

''Sayang, birnya cuma segini, '' kata Karin, sejurus kemudian, tepatnya setelah mengaliri kerongkongan hausnya dengan satu teguk bir dingin.

''Kenapa nggak beli selusin aja, sih, sekalian, kita kan bisa make small hangover disini?''

''Sorry, dech...'' Lesmana merobek bagian atas kemasan keripik kentang yang baru saja dikeluarkannya dari kantong plastik. 

''Tapi, kalau menurut loe beneran kurang, gue bisa kok ngeluarin botol Jack Daniels dari kamar gue.'

''Loe...nyimpen Jack D di kamar dan baru bilang SEKARANG sama gue?!'' Karin geleng-geleng kepala, pura-pura marah. Lesmana tertawa.

Dan begitulah, hangover kecil-kecilan itu telah mampu membuat mereka terlena melepas rindu sekali lagi.

Tepat ketika adzan Subuh, Lesmana membangunkan Karin yang masih pulas tidur di dalam dekapan selimut bedcover yang menutupi tubuh polosnya disebalik selimut tebal dan hangat itu.

Karin bergegas bangun dan menyeret kakinya ke kamar mandi sembari tangannya sibuk menutupi bagian-bagian penting dari tubuh polosnya sekenanya dengan selembar handuk yang diberikan Lesmana.

Lesmana sendiri sudah tampak terlihat segar sehabis keramas

Selesai mandi, Lesmana bergegas mengantarkan Karin pulang. Karin menolak untuk jaga-jaga dan waspada supaya tidak ketahuan Damar ataupun orang suruhan Damar yang bertugas untuk mengawasi dirinya setiap Damar tidak ada di rumah.

Di depan studio, Lesmana mencegatkan sebuah taxi untuk Karin. Sebuah taxi berhenti dan Karin segera masuk ke mobil taxi setelah memberikan kecupan mesra di pipi Lesmana. Karin dan Lesmana tidak curiga sama sekali perihal keberadaan taxi di pagi buta di sekitar studionya.

Faktanya, sopir taxi itu adalah orang Damar yang sedang menyamar. Semalaman orang kepercayaan Damar itu tidur di dalam taxi yang di sewa sehari semalam dari empunya demi tugas yang diemban dari Damar untuk membuntuti Karin sejak perempuan itu keluar dari rumah, lalu dinner di restauran tadi malam sampai pagi ini.

Mobil taxi itu sengaja ia parkir mendekati area Studio Lesmana dengan terhalang pohon beringin besar. Di belakang kemudi, sopir itu tersenyum tipis. Karin yang sibuk dengan gawainya tidak melihat itu. Rupanya cewek itu sedang scroll medsos dan menemukan status dari Elang Lesmana. Karin merasa tertarik untuk membacanya.

@ElangLesmanaRumit dan pelik. 

Nyatanya, mencintai bukan sekedar butuh kematangan berpikir rasional melainkan perlu kesiapan mental ketika ternyata kita jatuh cinta pada orang yang salah.

Lihat selengkapnya