Kuda Jantan Dan Pelukis Kesepian

Bisma Lucky Narendra
Chapter #29

Percikan Api Dendam

Rasa dendam adalah perampas oksigen dalam sistim pernafasaan yang akan membahayakan kehidupan manusia- Bisma

***

Demi melupakan Karin dan Melanie, Damar harus menghabisi pikirannya. Minuman keras adalah tuhan paling dekat dengannya. Seperti saat ini, Damar dengan beberapa orang duduk melingkar di sebuah sofa panjang dalam sebuah ruangan. Meja besar di hadapan mereka penuh dengan anggur merah.

Rasa sakit hati itu telah menjadi sebongkah dendam di hatinya. Dendam yang menjadi segala muara keinginan harus segera terwujud untuk membalas sakit hati kepada orang-orang yang telah menyakiti dengan pengkhianatan-pengkhianatan.Dendam itu menjadi tuhan baru bagi Damar.

Bulan purnama yang bersinar terang di langit Jakarta malam itu. Di sebuah sudut kota yang sepi, Damar berdiri dengan senyuman sinis di tengah pertemuan gelap yang melibatkan beberapa sosok untuk meluluskan rencana berniat jahat. Dendam dan sakit hati Damar menjadi bahan bakar perbuatan keji yang direncanakannya bersama para preman sewaan. Kemudian, mereka pun menjalankan aksinya.

Bisma waktu itu hendak menutup studio ketika sebuah Mobil Inova hitam berhenti tepat di depan studionya. Empat lelaki bergegas turun dan masuk ke studio

Semua terjadi begitu cepat."Ikut kita, jangan melawan!" perintah seorang lelaki yang langsung menyelipkan pisau ke leher Bisma dengan kasar. Tiga lelaki lain menjaga di depan pintu mengawasi keadaan. Bisma tak menyangka mendapatkan penyergapan yang mendadak dari orang-orang yang tidak dikenalnya itu.

Buk! Tangan kiri sang penodong segera melayangkan tinju telak di batang leher belakang Bisma selanjutnya untuk melumpuhkan

Bisma terhuyung sebentar dan secepat kilat memasang kuda-kuda di depan penjahat yang baru saja memukulnya. Perkelahian tak bisa dihindari. Ayunan pisau sang penjahat bersarang cukup dalam di perut Bisma.Bisma awalnya mampu mengimbangi. Tanpa mempedulikan luka, pisau penjahat jatuh ke lantai dengan satu tangkisan. Perkelahian tangan kosong semakin sengit. Bisma di atas angin. Jago taekwondo itu hampir bisa mematahkan nyali lawan.

Tapi keadaan berbalik, ketiga teman preman yang berjaga di depan pintu ikut menyerang Bisma. Bisma terdesak dengan kepungan dan mendapatkan tendangan dan pukulan bertubi-tubi diperutnya dari ke-4 preman itu. Dengan sebuah kode, ke-4 penjahat itu akhirnya mengunci perlawanan Bisma dengan menindih tubuh dan memegangi tangan Bisma.

Keperkasaan Bisma perlahan melemah. Tubuhnya baru menyadari betapa parahnya luka yang diderita. Tiada cukup kain yang mampu menahan tetesan darah di perutnya. Lamat-lamat, kesadaran Bisma terus menurun hingga akhirnya semua hanya gelap. Tubuh Bisma dimasukkan ke dalam bagasi belakang mobil dengan kondisi kepala yang diblongsong kain berwarna hitam.

Damar menunggu semua itu di belakang kemudi stir dengan rasa was-was. Mata lelaki itu waspada mengamati keadaan sekeliling. Saat orang suruhannya beraksi dan akhirnya melihat aksi penculikan itu berhasil, Damar tersenyum sinis penuh kemenangan. Dibawalah Bisma disuatu tempat.

Ditempat lain, Lesmana mengalami nasib yang sama. Lesmana juga dibekuk dan diculik oleh beberapa preman bayaran suruhan Damar saat lelaki itu tengah asyik menyelesaikan sebuah lukisan abstrak.

Radar kewaspadaan Lesmana tadi sempat terjaga. Di satu kesempatan sebelum tangannya meraih handle pintu Studio, Lesmana lebih dulu mengintai dari dalam melalui tirai yang dibuka sedikit untuk melihat segerombolan tamu yang tidak diundang tengah malam itu. Segerombolan tamu yang menimbulkan gaduh dan huru hara itu.

Melihat segerombolan tamu itu membawa senjata tajam dan senjata api ditangan, Lesmana menyadari hal buruk akan segera terjadi kepada dirinya.

Nahas, mengetahui kedatangannya terendus oleh TO-nya, ketua preman langsung mendobrak pintu dan mereka langsung mengejar Lesmana yang hendak kabur melalui pintu belakang.

Kejar-kejaran dalam rumah pun terjadi. Lesmana terdesak dan pasrah duduk bersimpuh di bawah ancaman senjata api yang diarahkan ke kepalanya. Lesmana dilumpuhkan dengan pukulan keras di tengkuknya dari seorang preman yang membopongnya dari belakang. Lesmana tersungkur dan seketika pingsan. Di gotonglah tubuh Lesmana dan di masukkan ke dalam bagasi belakang mobil lalu di bawa ke suatu tempat.

***

Bulan purnama saat ini tertutup mendung hitam. Rintik gerimis mengundang membasahi semesta dan seisinya. Pendaran cahaya dari neon box diluar gedung basemen masuk melalui celah-celah ventilasi yang teramat sempit di sudut ruangan bawah tanah itu. Rasa dingin merayap ke ruang pengap itu menerbangkan sebagian aroma cat lukis dan tiner yang menyengat ke penciumannya. Bisma perlahan tersadar. Manik bola matanya segera mengintip dari balik kelopak yang sedari tadi tertutup.

Lihat selengkapnya