Membaca mantra cintamu serasa aku membaca serat centini. Rinduku seketika klimaks pada puncak hasrat. Birahi rasa cinta kau tawarkan dalam rangkaian ruh abjad yang kau lentikan jemarimu, serupa lentikan itu, aku sedang tanggalkan gaun tidurmu dari ujung jariku. Anggapanku kita lagi melalui fase foreplay kini menuju extase soul in satisfy. - Melanie
***
Lima tahun kemudian.
Harum wewangian melati yang tiap dua hari sekali tersebar di atas ranjang kamar, semakin membuat Bisma dan Melanie betah berlama-lama di kamar.
Bisma menatap mesra wajah Melanie yang begitu menikmati hari-hari bersamanya. Lima tahun pernikahan mereka terlewati dengan sangat harmonis.
Wajah mereka yang hanya berjarak sekian senti, membuat Bisma tak tahan untuk tak menyentuh bibir sexy istrinya. Sesaat Melanie tersentak, ketika Bisma benar-benar mencium bibirnya. Namun fragmen roman iu tak lama berlanjut karena Rendra Abimanyu, putra pertamanya yang tiba-tiba memeluk kaki-kaki mereka yang nampak merekat satu sama lain.
Bisma sengaja mengabadikan nama putra asuhnya dari Jelita ke nama putra kandungnya itu. Melanie pun tidak keberatan dengan hak itu
Ah, nampaknya lelaki kecil itu tak tahu menahu apa yang terjadi di atas kepalanya. Bisma tersenyum geli dan segera mengangkat tubuh gempal Rendra, mencium pipi gembulnya yang tertutup ikal rambut gondrong rambutnya. Lalu membawanya keluar dari kamar, berjalan menuju meja makan. Mekanie mengekor di belakang, tangannya menjinjing tas sekolah anaknya. Sebelahnya lagi menjinjing tas kantor suaminya.
Melanie meletakan Rendra di kursi makan yang terletak di samping kanannya. Melanie berdiri menuang susu untuk Bisma, mengambil nasi goreng dan telur mata sapi untuk Rendra.
''Sayang maem sendiri ya?''
Bisma mengucel-ngucel rambut Rendra yang nampak begitu riang. Kehadiran lelaki kecil itu begitu membuat rumah mewah tempat bernaung mereka berempat begitu harmonis. Home sweet home.
Sambil sarapan, mata Bisma tak henti menatap Rendra dan Melanie bergantian. Cowok itu terlihat begitu bahagia dengan keluarga kecilnya itu.
Bisma mencium kepala Rendra yang mendongak ke arahnya. Dengan bahagia memandangi dua belahan jiwanya yang telah melengkapi kesempurnaan hidupnya sebagai lelaki sekaligus menjadi seorang good dady!.
''Hari ini hari pertama Papa antar sang jagoan.''
Tiba-tiba Rendra menaikkan tangan kirinya yang terkepal sambil begitu riang berujar, ''Yes! Dianter papa? Rasain lu Titan jelek!''
''Eh ngancam siapa tuh? Nggak boleh sayang!''
Sambil memasukkan botol tumbler minuman bergambar transformer ke dalam tas ransel bergambar spiderman, setelah selesai makan, Rendra begitu semangat menjawab tanya heran Melanie.
''Biarin Mama! Titan sering ngejek Rendra, katanya Rendra nggak punya Papa, karena sering dianter mbak Tin. Rasain sekarang! Emang dia aja yang punya Papa apa?''
Melanie kaget dengan jawaban ringan nan polos yang keluar dari bibir mungil jagoannya itu.
Bisma segera menyikapi kegaduhan kecil pagi itu, dengan sigap, menggandeng tangan kanan. Rendra Abimanyu yang telah siap dengan tas ranselnya. Sambil menggelengkan kepalanya, Melanie mengikuti langkah kedua lelakinya itu keluar ruangan.
''Mulai hari ini pspa akan antar Rendra. Tapi yang menjemput tetap Mbak Tin ya.''