Aina

aas asmelia
Chapter #2

2

Asih memang baik, padahal aku baru mengenalnya, dan kebetulan waktu itu, kami masing-masing sedang mencari kos-kosan, waktu itu kami datang kekosan yang sama dan, tinggal satu kamar yang kosong, tanpa diperintah kami berkenalan dan ngobrol ngalor ngidul, yang pada akhirnya sepakat, untuk menempati kamar tersebut berdua, karena kami sama-sama perawat pasti jarang bersama-sama dikarenakan ada sip tersendiri, sekaligus untuk menghemat pengeluaran.

Asih lebih dahulu menerima panggilan kerja, sedangkan aku belum, dia mengerti keuanganku sedang menipis, aku sedang mengirit jadi hanya makan satu kali saja, sisanya kalau aku laper aku hanya membeli biskuit atau roti, hanya untuk mengganjal rasa lapar yang mendera.

Asih kembali keruang tengah, dan duduk dibawah karena memang tidak ada kursi hanya karpet biru yang tergelar supaya ubinnya tidak terlalu dingin.

"Ina ayo makan bareng, kamu engga laper tah?" sambil mengeluarkan nasi bungkus dari kantong plastik.

"Laper sih." aku bangkit dan menghampirinya kemudian duduk berhadapan.

Asih memberikan satu bungkus nasi kepadaku, aku menerimanya.

"Terimakasih ya, Sih kamu baik banget sama aku."

"Udahlah enggaa usah basa basi, kamu juga pasti akan melakukan hal yang sama, kalau kamu di posisi aku."

Aku tersenyum, membuka dan menyendok nasi bungkus, dan memasukannya kedalam mulutku, yang terasa nikmat dilidah, walaupun isinya hanya tempe oreg, sambel dan tumis toge.

Malam harinya aku rebahan ditempat tidur sambil menonton Televisi, sedangkan Asih asyik dengan handphonenya kayaknya lagi asyik dengan chatnya, biasa dengan yayang Adi tersayangnya.

Taklama rasa kantuk mendera kemudian aku terlelap dalam mimpi-mimpi ku.

Pagi harinya, aku membagunkan Asih yang masih tertidur dengan lelapnya.

"Sih bagun, sudah siang." aku menggoncang-goncangkan bahunya.

"Iya." diapun setengah melek.

"Kamu engga berangkat?"

"Engga, aku masuk siang." Sabil menutup tubuhnya lagi dengan selimut.

"Aku berangkat ya?"

"Iya."

"Doain ya?"

"Iya, udah sana nanti telat."

Aku melangkah keluar dan menutup pintu.

Aku memesan gojek, tak berapa lama si abang gojek tiba, dan siap mengantarkan ketempat tujuanku.

Sesampainya di klinik citra ibu, aku menemui resepsionis dan bertanya.

"Maaf mbak, untuk wawancara disebelah mana ya?"

"Silahkan tunggu disebelah sana." sambil menunjuk kursi yang berdet rapi, dan sudah ada beberapa orang juga disana.

Aku melangkah dan menduduki salah satu kursi tersebut.

Lihat selengkapnya