Aina

aas asmelia
Chapter #3

3

Sampai juga aku di tempat kerjaku, sebuah klinik bersalin yang lumayan cukup besar dan terbilang lengkap, di daerah tersebut. 

Aku menuju meja resepsionis dan bertanya bagaimana cara memulai kerja disini, aku dusuruh ke ruang UGD dulu dari situ aku diroling, Karena masih dalam masa orientasi klinik, sehari di UGD, sehari diruang bersalin, sehari diruang bayi, sehari lagi di poli, aku menuruti aturan saja.

Tak terasa sudah dua bulan aku bekerja di klinik citra ibu ini, disaat istirahat aku makan dikantin klinik yang berseberangan dengan sebuah kantor, ada seseorang laki-laki yang sedang membersihkan kaca, dan dia tersenyum kearahku, aku menengok kekanan dan kekiri takutnya, senyuman itu bukan untukku, tetapi memang tidak ada orang yang sedang berada disitu, hanya aku dan si ibu kantin saja, aku menggeleng sambil bergumam.

'Ah ada-ada saja, kelakuan orang itu, ah tunggu mugkin dia naksir si ibu kantin' gumamku lagi.

Aku cuek dan memesan makanan, setelah selesai aku kembali ke ruanganku, sekarang aku ditempatkan diruang bersalin, karena dalam berkasku aku sertakan pengalamanku selama di klinik sebelumnya.

Memang terbilang berat berada di ruang tersebut, apa lagi kalau ada klien yang akan melahirkan, kita dari mulai datang klien sudah disuruh-suruh sama bidannya dari mulai mempersiapkan persiapan persalinan dan masa bersalin, sungguh pas menemani dan membantu persalinan hati deg-degan dan cermas apa lagi kalau ada ibu muda yang manja dan tak mau membuka pahanya, sampai disiapkan pormulir untuk operasi.

Tapi dari situ aku juga mendapatkan, pengalaman yang berharga sekaligus menegangkan.

Tiba saatnya untuk pulang, aku duduk di bangku kantin, untuk memesan ojek online, tiba-tiba ada yang menegurku.

"Sendirian saja?"

Aku mengalihkan pandanganku dari layar handphone dan menatapnya, terlihat seorang pemuda tampan berdiri di hadapanku, aku menjawab pertanyaannya.

"Iya."

"Suster baru ya?"

"Iya, kok tahu."

"Sudah berapa hari aku memperhatikan mu, tapi kamu selalu cuek."

"Oh, maaf." sambil menunduk.

"Boleh tahu namamu?" sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan, kusambut tangannya dan berkata.

Lihat selengkapnya