Kuingin Kau Tahu Aku Mencintaimu

Elisabet Erlias Purba
Chapter #12

#12. Giliranku Menunggumu

Aku menarik nafas lega saat deretan pesanan di dinding dapurku selesai seluruhnya. Menghempaskan diri di kursi dapurku, aku dikejutkan suara baki stenlee steel yang dibanting ke atas meja dapur.

"Gue bisa mati gini, Nad." Keluh Shasa yang siang ini bisa membantuku sebagai waiters dadakan. "Cari waiters tambahan dong atau chef pendamping." Shasa memberi saran.

Ya, setelah kejadian di reuni. Aku memilih resign dari restoran dan membuka usahaku sendiri. Tak ada yang perlu diperjuangkan lagi. Cinta sepuluh tahunku adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan dan bahkan lebih tragisnya membawa korban bagiku: aku kehilangan sahabatku sendiri, Wina pendukung utamaku saat aku terpuruk akibat kecelakaan yang terjadi di depan sekolah. Wina memilih cabut ke luar negeri setelah hari itu. Setelah kejadian itu, dia tetap tidak pernah menghubungiku.

"Ehhh, lu dengar gue nggak sih?" Shasa memekik saat aku masih bengong.

"Iya, gue dengar. Baru bantuin dikit aja galaknya udah selangit." Aku melangkah dari dudukku. Membuka celemekku.

"Mau kemana lu?" Suara Shasa terdengar tak nyaman. Jelas dia tidak mau kutinggal sendiri alasannya dia takut selama aku tak ada, para pelanggan akan datang sementara dunia tahu dia tidak bisa memasak.

"Gue mau belanja."

"Sorry, ya, gue nggak izinin. Lebih baik tuh lu temuin secret admirer lu yang lagi nunggu di meja terdepan counter kasir." Aku tahu jelas siapa yang Shasa maksud: Kak Alex. Apa sih mau Kak Alex? Aku sudah bilang kalau aku memaafkannya, aku juga sudah bilang kalau aku menyadari bahkan mengiklaskan dia yang tidak pernah mencintaiku. Tapi kok dia masih juga muncul di cafe mungilku ini. Setiap hari bahkan, kadang pagi, kadang siang, kadang malam hari ketika aku nyaris menutup kafe.

"Lu aja yang temui. Dia pesan apa?"

"Hari ini dia nggak pesan makanan. Dia cuma pesan satu aja. Dia cuma pesan kamu."

"Apa-apaan sih. Gak lucu tau," ucapku sewot.

"Siapa juga yang mau ngelucu?" Shasa balik menjawab dengan sewot. Aku memilih meraih keranjang belanjaanku. Belanja adalah alasan terbaik untuk menghindari makhluk itu.

Lihat selengkapnya