Kukejar Kau dengan Restu Langit

mahes.varaa
Chapter #1

BAB 1

Yogyakarta, 2024.

“Pak Adi!”

Adiwilaga yang biasa disapa dengan nama Adi, menolehkan kepalanya ketika mendengar namanya dipanggil.

Siapa yang manggil aku?

Ketika menoleh, Adi melihat seorang gadis muda yang menatapnya dengan wajah tersipu malu dan mata berbinar penuh harap. Hanya dengan melihat pemandangan itu saja, Adi tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

Akhh! Ini lagi!  Adi mengeluh dalam kepalanya karena tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Tapi meski begitu, Adi tetap memasang senyum di bibirnya dan bersikap seolah tidak tahu dengan apa yang akan terjadi karena gadis muda di hadapannya pasti adalah salah satu mahasiswi di kampusnya mengajar.

“Ya?” tanya Adi.

“Pak Adi! Saya mau bicara!” ujar gadis muda itu.

Buk! Rekan Adi sesama dosen sekaligus teman lama Adi-Danu, menyikut Adi dan tersenyum kecil pada Adi. Sama seperti Adi, hanya dengan melihat gadis muda itu, Danu tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

“Silakan bicara, Mbak. Tapi sebelum itu silakan perkenalkan nama Mbak pada saya,” ujar Adi dengan nada khasnya yang wibawa sebagai seorang dosen.

“Di sini, Pak?” Gadis muda itu bertanya pada Adi dengan wajha sedikit kaget. 

“Ya, di sini. Di mana lagi?” Adi membalas masih dengan senyumnya dan sikapnya yang seolah tidak tahu. “Kenapa memangnya? Mbak manggil tadi mau tanya soal kuliah kan?” 

“Bu-bukan soal kuliah, Pak.”

Gadis muda itu bicara dengan sedikit terbata dan membuat Adi yakin bahwa dugaan di dalam kepalanya mengenai apa yang terjadi setelah ini adalah benar.

Huft!  Adi menghela napasnya sejenak. “Pertama, siapa nama Mbak?”

“Mi-Mira, Pak.”

“Oke, Mbak Mira. Mbak mahasiswa saya bukan?” Adi bertanya untuk memastikan.

“I-iya, Pak.”

“Mbak tadi kan manggil saya. Kalo bukan masalah kuliah, Mbak mau tanya soal apa?” Kali ini Adi bertanya dengan sedikit memberi penekanan. Adi berharap dengan penekanan itu, gadis muda itu mengurungkan niatnya dan segera pergi. 

“I-itu, saya-”

Melihat bahwa usahanya telah gagal, kali ini dengan terang-terangan berusaha untuk menghentikan niat gadis muda di hadapannya. “Kalo bukan masalah kuliah, lebih baik Mbak urungkan niat Mbak itu.”

Setelah mengatakan hal itu, Adi buru-buru menarik lengan Danu dan mengajaknya untuk segera pergi dari tempatnya sekarang menuju ke kantornya.

“Di, kamu pergi gitu aja?” Danu bertanya dengan nada sedikit berbisik.

Lihat selengkapnya