Kukejar Kau dengan Restu Langit

mahes.varaa
Chapter #13

BAB 13

“Ke mana saja kamu tadi, Di?” Ketika jam pulang datang, Danu sudah menunggu Adi di parkiran tepat di depan mobil Adi.

“Kenapa? Penasaran?” Adi membalas sembari menekan kunci mobilnya untuk membuka kunci mobilnya.

“Ya, penasaran lah!! Selama ini kamu enggak mau ke manapun selain gedung psikologi karena ingin ngehindarin kelompok-kelompok mahasiswi yang jadi penggemarmu itu. Tapi sekarang … mendadak kamu ngerasa sumpek dan ingin ganti suasana. Di mana kamu nemuin tempat yang bisa jaga privasimu dari kelompok-kelompok itu?”

Mendengar pertanyaan Danu, Adi kembali mengingat percakapannya siang tadi bersama Sena.

 

Empat jam yang lalu.

“Kalo boleh tahu, kenapa Mbak Sena mau bicara sama saya?”

Melihat gimana Sena memajukan duduknya dan membuat tubuhnya condong ke arahku, aku sempat merasa sangat penasaran hingga jantungku berdetak sangat kencang. Bahkan sebuah pikiran yang selama ini enggak pernah kuharap datang di benakku, justru muncul dan membuatku malu setengah mati.

Sena mau bicara apa?

Jangan bilang … kalo Sena juga suka sama aku seperti kebanyakan wanita di kampus ini???

“I-itu soal Mira, saya mau bilang makasih sama Pak Dosen.”

Wushhh!!! Mendadak angin AC rasanya berembus lebih kencangt dari sebelumnya sampai-sampai membuat Adi terbang ke langit. Tapi sebelum merasakan bagaimana indahnya langit, Adi mendadak sudah dilempar jatuh lagi dan menghantam daratan dengan sangat keras. Bukkk!!!

Sena bicara dengan senyum hangatnya. Wajahnya mengatakan bahwa dia sangat bersyukur sekali padaku. Tapi ucapannya barusan terasa seperti aku baru saja tertiup angin dan jatuh dari langit paling tinggi. Lalu dalam sekejap, aku menghantam permukaan bumi dengan sangat keras.

Ukh!!! Ini kenapa rasanya sedikit sakit?

Apa seperti ini rasanya ditolak?

“Ma-makasih? So-soal apa?”

Karma pasti sedang membalasku sekarang karena aku selama ini terus menolak dengan ‘kejam dan jahat’ pernyataan cinta yang datang padaku,

“Aku dengar dari Mira, kalo Bapak mengajukan konsultasi untuk Mira. Bapak sendiri yang meminta tolong pada rekan Bapak untuk melakukannya.”

Ini pasti ulah Danu! Sudah kubilang buat rahasiain masalah ini, tapi Danu-si mulut ember itu enggak pernah bisa jaga mulutnya!!!

 Dag, dig, dug!

Sial!!! Rasanya kok tambah sakit?? 

 

Lihat selengkapnya