Kukejar Kau dengan Restu Langit

mahes.varaa
Chapter #14

BAB 14

“Di, Adi??”

Danu sejak tadi berusaha memanggil Adi. Tapi sejak pagi datang menjemput Danu di rumahnya, Danu merasa ada yang salah dengan Adi.

Danu terkejut menemukan ada sedikit bulatan hitam di bawah mata Adi. Tidak hanya itu … sejak pagi hingga siang, beberapa kali Adi melamun dan tidak menghiraukan panggilan Danu. Adi yang biasanya sangat fokus dengan pekerjaannya, untuk pertama kalinya melihat Adi gagal fokus.

“Di, Adi??” Danu memanggil Adi sekali lagi.

“Ehm??” Adi akhirnya sadar setelah Danu memanggil beberapa kali dan nyaris saja melemparkan buku untuk membuat Adi sadar dari lamunannya.

“Kenapa denganmu? Dari pagi kok melamun saja?”

Huft! Sebelum menjawab, Adi menghela napas panjang kemudian memijat sedikit keningnya. “Bisa aku tanya sesuatu?”

“Apa, apa??” Melihat perubahan besar pada Adi, Danu penasaran.

“Sudah dua kali ini aku memimpikan mimpi yang sama. Apa artinya?”

Danu mengerutkan alisnya merasa Adi tidak biasa. “Mimpi? Mimpi apa?”

“…”

Adi diam sejenak mengingat mimpinya di mana dirinya lagi-lagi berada di pantai. Tidak seperti sebelumnya mimpi semalam sedikit berbeda. Jika mimpi sebelumnya adalah Adi melihat Sena menegnakan gaun putih pernikahan. Mimpi semalam … Adi berjalan dengan menggandeng tangan Sena, masih dengan mengenakan pakaian pernikahan.

Aku … enggak mungkin cerita mimpi itu ke Danu.  Adi melihat ke arah Danu yang sedang menunggunya bercerita dengan raut wajah penasaran. Kalo aku cerita, yang ada aku bakal jadi bahan leluconnya!!

Adi menggelengkan kepalanya menolak bayangan di mana dirinya menjadi bahan lelucon Danu yang selama ini berusaha membalas dirinya.

“Adi?? Kok malah diam sih??” Danu bertanya.

“Pokoknya … aku memimpikan hal yang sama beberapa kali. Apa artinya?” Adi menjawab tanpa memberikan penjelasan yang diminta oleh Danu.

“Waduh, Di!!” Danu menepuk jidatnya sendiri. “Kalo aku enggak tahu kamu mimpi apa, mana bisa aku jelasin.”

“Pokoknya aku … mimpi hal yang sama beberapa kali!” Adi mengulang kalimat itu lagi, bersikeras untuk tidak mengungkap mimpinya yang mungkin akan membuat dirinya dan Sena bermasalah.

“Kamu enggak mimpi hal-hal kayak begituan kan?” Danu mengangkat kedua tangannya dan membuat jari telunjuk dan jari manisnya membentuk tanda petik sebagai tanda sesuatu yang disensor.

“Ya, enggak lah!” Adi langsung menepisnya dengan cepat.

“Kalo gitu … ada beberapa arti tentang mimpi yang sama berulang kali. Bisa jadi dalam alam bawah sadarmu, ada masalah atau konflik yang belum selesai. Bisa jadi juga kamu sedang frustasi, atau mungkin juga berhubungan dengan trauma.”

“Bener, harusnya emang gitu.” Adi menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan Danu.

“Aneh kamu ini, Di! Kamu sama aku kan sama-sama dosen jurusan psikologi. Kenapa kamu malah tanya sama aku?” Danu yang masih penasaran, bertanya lagi pada Adi. “Emangnya kamu mimpi apa sih, Di?”

“Ra-ha-sia. Kamu paham kan artinya?” Adi bicara dengan sedikit menaikkan nada bicaranya dan sedikit menatap tajam pada Danu sebagai isyarat untuk berhenti bertanya lebih jauh lagi.

“Ay yah! Adi!!” Danu bangkit dari duduknya dan berniat untuk mendekat pada Adi. “Kenapa main rahasia-rahasiaan sih sama aku?? Aku ini kan teman dekatmu, Di!”

Sebelum Danu mendekat, Adi mengambil salah satu buku tebal yang biasa digunakannya untuk mengajar dan bersiap untuk melemparkannya pada Danu. “Buku ini bakal melayang kalo kamu mendekat, Danu!!”

Danu yang tadinya berniat mendekati Adi, langsung berjalan mundur dan kembali duduk di kursi kerjanya. “Ay yah, Adi! Sebagai teman, kamu kok jahat banget sama aku??”

Lihat selengkapnya