“Di, Adi!”
Danu memanggil Adi yang sejak tadi sibuk dengan laptopnya. Tapi Adi sama sekali tidak menanggapi panggilan Danu dan terus sibuk dengan laptopnya. Danu yang merasa penasaran, akhirnya mengintip apa yang sedang dibaca oleh Adi.
“Arti mimpi berulang kali, arti mimpi menikah, arti mimpi punya istri,” Danu yang mengintip judul artikel yang muncul di laptop Adi, membacanya dengan lirih sebelum akhirnya tersenyum kecil. Buk!! Danu memukul bahu Adi dan mengagetkan Adi.
“Eh?” Adi buru-buru menutup laptopnya saat sadar jika Danu sudah berdiri di sampingnya dan memasang senyum licik menatap dirinya. “Danu!! Enggak sopan lihat laptop orang lain.”
“Percuma ditutup, aku udah baca semua, Di!” Senyum Danu semakin lebar, pertanda siap menjahili Adi. “Apa ini mimpi yang kapan hari kamu tanyain, Di? Mimpi nikah, mimpi punya istri, gitu?”
“ … “ Adi memilih untuk tidak menjawab dan hanya membuang mukanya.
Tapi Danu tidak menyerah begitu saja, karena Danu selalu punya ide terutama ketika berhubungan dengan Adi. “Kalo kamu enggak mau cerita, biar aku tebak? Kamu mendadak mimpi menikah dan mimpi punya istri, apa kamu sedang suka dengan wanita, Di?”
Danu sialan! Kenapa dia selalu benar kalo masalah beginian?? Adi mengumpat dalam benaknya sembari melihat tajam ke arah Danu. Tapi sama seperti sebelumnya, Adi memilih untuk diam dan tidak menjawab. Sebaliknya … Adi justru mengemasi laptop dan beberapa bukunya, memasukkannya ke dalam tas dan kemudian bersiap untuk pergi.
“Di! Mau ke mana?” Danu menghadang Adi, masih dengan senyum jahilnya.
“Sumpek. Cari tempat baru!”
Danu tersenym lagi dan senyumannya semakin lebar saja, membuat Adi yang melihatnya semakin kesal saja.
“Sebagai psikolog, kamu harusnya tahu, mimpi itu adalah cara alam bawah sadar kita untuk berkomunikasi dengan kita. Apa yang muncul dalam mimpi, ada hubungannya dengan alam bawah sadar kita.”
“Aku tahu.” Adi menjawab dengan sedikit ketus.
“Kalo kamu tahu, kamu harusnya tahu, enggak ada gunanya baca artikel kayak gitu. Mimpimu yang berulang itu berhubungan dengan alam bawah sadarmu. Entah kamu suka dengan seseorang, entah kamu merasa kesepian karena masih sendiri atau jauh dalam hatimu, kamu ingin menjalin hubungan dengan seseorang. Mana yang benar, kamu sendiri yang tahu, Di.”
Huft! Soal itu, aku juga tahu. Adi membatin. Yang ingin aku ketahui kenapa selalu Sena yang muncul dalam mimpiku?
Adi ingin sekali menjawab ucapan Danu itu, tapi Adi memilih mengurungkan niatnya dan segera pergi untuk menenangkan diri. Adi tahu bicara dengan Danu di saat seperti ini justru hanya akan memberi Danu kesempatan untuk menjahilinya dan bukan memberinya solusi.
“Di, Adi! Kamu beneran mau pergi?” Danu berteriak setelah melihat Adi melewatinya.
“Ya.”
“Kamu marah aku jahilin?” teriak Danu lagi.
“Enggak.”
“Yakin?” Danu bertanya lagi.
Danu sialan! Adi mengumpati Danu sebelum menjawab pertanyaan Danu. “Yakin.”