Kukejar Kau dengan Restu Langit

mahes.varaa
Chapter #29

BAB 29

Seperti yang Adi harapkan, Sena tdak mengubah keputusannya untuk menolak perasaan Adi. Tapi Sena yang sekarang tidak menjaga jarak dengan Adi seperti sebelumnya.

“Maaf, aku enggak kenalin kamu, Adi.”

Setelah menangis di depan Adi, Sena langsung meminta maaf karena butuh waktu lama untuk mengingat Adi-anak yang pernah ditolongnya dalam gempa Yogyakarta tahun 2006.

“Kejadian itu, sudah berlalu lama sekali. Kamu enggak ingat aku, itu adalah hal yang lumrah. Tapi … aku selalu ingat denganmu karena aku berhutang nyawa padamu, Sena.”

Karena Sena tak lagi memanggil Adi dengan Pak dan tidak menggunakan bahasa yang formal, Adi pun menggunakan bahasa yang setara dengan Sena dan tidak lagi memanggilnya dengan mbak seperti sebelumnya.

“Bukannya aku enggak ingat, hanya saja setelah pulang dari Yogyakarta waktu itu, ada terlalu banyak hal yang terjadi dalam hidupku dan ingatan tentangmu tertumpuk dengan banyak kejadian yang terjadi waktu itu. Sekali lagi, maaf.”

“Sudah aku bilang, enggak papa.” Adi menjawab. Tiba-tiba benak Adi ingin bertanya tentang jaraknya dengan Sena yang belakangan ini justru semakin menjauh. “Apa setelah ini, kamu masih akan menghindariku? Karena aku buat hidupmu enggak tenang dan damai.”

Sena menghapus sisa air mata di wajahnya dan tersenyum seperti sebelum gosip tentang Adi dan dirinya beredar. “Maaf buat sebelumnya. Aku merasa harus menjauh karena kebiasaanku. Tapi … sekarang keadaannya beda. Kamu, aku adalah teman lama. Bahkan sebelum ini, kita berbagi rasa sakit bersama. Jadi … sebagai teman, aku enggak akan menjauhi temanku. Maaf untuk sebelumnya.”

Jarak antara Adi dan Sena kembali seperti sebelmnya. Tapi … Sena masih enggan menerima perasaan Adi bahkan setelah tahu Adi telah pindah keyakinan.

“Jadi pada akhirnya … Sena enggak ngejauh lagi?” tanya Danu.

Seperti biasa, Adi akan bercerita apapun perkembangan hubungannya dengan Sena sepulang kerja.

“Ya.”

“Trus gimana dengan pengakuanmu? Apa Sena enggak akan nerima kamu bahkan setelah tahu siapa kamu dan hubungan kalian yang sebenarnya di masa lalu?” tanya Danu lagi.  

“Enggak. Masalah itu Sena sudah tegaskan kalo dia enggak akan nerima aku sampai aku bisa ngasih jaminan yang dia harapkan.” Adi menjawab dengan wajah lesunya karena hingga hari ini, Adi masih belum bisa menjawab teka-teki Sena dengan benar. Bahkan setelah beberapa bantuan yang didapatkannya, Adi masih belum bisa mendapatkan apa yang diinginkan Sena darinya.

“Setelah kamu tahu, aku adalah anak waktu itu. apa kamu mau pertimbangkan perasaanku padamu, Sena?”

“Kamu sungguh-sungguh suka denganku, Adi? Bukan karena aku adalah penyelamatmu waktu itu?”

“Awalnya … aku merasa berhutang dengan apa yang kamu lakuin dulu. Tapi setelah mengenalmu, perasaanku semakin dalam dan aku benar-benar suka denganmu. Aku sungguh-sungguh menyukaimu, Sena.”

“Terima kasih tapi selama kamu belum bisa menunjukkan kesungguhan dan jaminan yang aku minta, aku enggak akan bisa nerima kamu.”

“Akhh!! Andai aku wanita, aku pasti akan langsung rebut kamu sekarang, Di!” Danu bicara dengan nada sedikit menggoda Adi.

“Jangan bicara hal yang mustahil! Kamu enggak akan pernah jadi wanita! Jadi apa yang ada dalam pikiranmu itu, enggak akan pernah terjadi, Dan!” Adi dengan cepat menyela Danu dan khayalannya yang sedikit aneh.

“Ha ha ha!!” Danu tertawa karena berhasil menggoda Adi. Tawa Danu cukup keras selama tiga puluh detik sebelum akhirnya Danu menutup mulutnya dan menatap Adi dengan wajah serius. “Kamu harus cepat, Di! Temukan jawabannya!”

“Kenapa gitu?” Adi mengerutkan alisnya tidak paham.

Lihat selengkapnya