Kukejar Kau dengan Restu Langit

mahes.varaa
Chapter #39

BAB 39

Setelah mengantar Danu, Adi kembali ke pantai dan tidak menemukan Sena di sana. Adi mencari-cari Sena dan nyaris bingung karena tidak segera menemukannya.

“Suamiku.”

Adi melihat ke arah kirinya, menemukan Sena berlari dengan gaun serba putihnya dan langsung memeluk tubuhnya.

Ini, ini sama seperti mimpiku. Adi tersenyum melihat Sena memeluknya dan langsung membalas pelukan itu.

“Maaf, lama.”

“Enggak papa.”

Wush!!

Angin pantai berembus. Adi yang masih memeluk Sena, menatap langit karena telah menemukan jawaban dari pertanyaan Sena.

Aku dulu salah. Aku berpikir aku pindah keyakinan karena Sena. Dan Sena tidak percaya dengan cinta manusia karena pengalaman pahit dalam hidupnya. Sena berkeyakinan cinta manusia akan memudar entah dengan berbagai alasan. Tapi cinta itu akan bertahan selama Allah yang jadi alasannya.

Jadi ketika aku merelakan Sena dan sibuk mengejar Allah, yang terjadi justru sebaliknya, Allah mendekatkanku dengan Sena dan akhirnya memberi kami restu-Nya dengan meruntuhkan kekerasan hati Sena selama ini. Sama seperti kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha. Jawaban yang aku cari selama ini sudah ada di depan mata, hanya saja aku tidak menyadarinya.

Adi menatap langit, tersenyum seolah Allah SWT sedang melihat dan mengawasinya.

Terima kasih, Allah.

Pilihanku saat itu …  Adi mengingat pilihannya ketika berniat untuk pindah keyakinan di depan masjid ketika melihat Sena. Aku rasa itu pilihan terbaik yang aku ambil dalam hidupku ini.

“Suamiku?” Sena memanggil Adi dan melepaskan pelukannya karena penasaran dengan Adi yang sejak tadi terus diam. “Kenapa diam? Lagi mikir apa?”

“Lagi ingat alasan kamu nolak aku dan petunjuk yang dikasih Danu waktu itu.”

“Pak Danu pernah cerita masalah itu.” Sena tersenyum membalas Adi. “Aku pikir kamu selamanya enggak akan pernah nemuin jawabannya karena kamu sepertinya mulai jaga jarak dari aku steelah kejadian mall waktu itu.”

“Untungnya Allah berpihak padaku, jadi … aku bisa nemuin jawabannya meski butuh waktu agak lama.” Adi menundukkan sedikit kepalanya untuk melihat wajah Sena lebih dekat. “Tapi … masih ada yang buat aku penasaran banget.”

“Soal apa?”

“Sejak kapan kamu suka aku, istriku? Apa yang kamu suka dari aku?” Adi bertanya dengan senyum jahilnya karena sudah sangat penasaran mengenai jawaban dari dua pertanyaan itu. Adi penasaran akan hal itu. Meski di salah satu mimpinya, Sena pernah mengatakan hal itu. Tapi Adi ingin tahu jawaban itu dari mulut Sena sendiri bukan dari dalam mimpinya.

Sena terdiam sejenak sebelum berlari menjauh dari Adi. “Kalo bisa nangkap aku, nanti aku kasih tahu jawabannya, suamiku.”

“Apa susahnya tinggal jawab sih, istriku?” Adi mengeluh sembari mengejar Sena. Tapi Adi berlari dengan senyuman di bibirnya karena apa yang terjadi setelah ini akan mirip dengan mimpi-mimpinya selama ini.

Masih ada banyak waktu untuk bertanya, karena mimpi-mimpiku selama ini tentangmu akan jadi kenyataan satu persatu.

Wush! Angin berembus menerpa wajah Adi dan membuat Adi semakin bahagia karena merasa seolah Allah sedang bicara dengannya.

Terima kasih telah mengirimkan Sena untukku, Ya Allah.

Terima kasih karena telah merestui kami berdua untuk jadi pasangan,

*

 

Sena’s POV

“Tapi … masih ada yang buat aku penasaran banget.”

“Soal apa?”

Lihat selengkapnya