Kukira, Sendiri itu Asyik

Rina F Ryanie
Chapter #19

19. Setelah Kesulitan Ada Kemudahan

Selesai sarapan, mereka bubar untuk melaksanakan tugas masing-masing di pesantren. Sementara aku dan Dinda, diajak Ummi Zayn ke sebuah ruangan penuh pakaian tergantung di rak dan lemari kaca. Persis toko pakaian yang menyediakan berbagai busana muslim.

"Nah Dik Vanna, silahkan pilih pakaian yang cocok. Tapi kami hanya menyediakan busana syar'i dan hijab. Selama berada di sini, adik dan nanda harus berpakaian seperti ini." Ummi mengeluarkan beberapa potong pakaian gamis untukku dan Dinda.

Aku tertegun, rasa bingung menerpa. Mana bisa aku memakai busana seperti ini? Walau di rumahku punya satu stel pakaian seperti ini, namun baru kugunakan sewaktu mengantar Daffa menonton Dinda pentas. Itupun untuk menyamar. Sebelumnya aku belum pernah memakai pakaian seperti ini. Walaupun pakaianku tak terlalu terbuka dan masih dibilang sopan, namun tak pernah sekali pun berniat untuk berhijab. Apalagi mengingat kelakuanku selama ini. Ini betul-betul sebuah tantangan untuk bertahan dalam memperjuangkan hidup. Mau tak mau aku harus memakainya, sekadar menghormati tuan rumah. Ingat, Vanna! Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

Melihatku masih mematung, Ummi Zayn akhirnya memilihkan baju untuk Dinda. Gamis mini yang sederhana namun cantik dengan kombinasi warna dan aksen pita di pinggang. Dinda terlihat senang merebut baju itu dengan cepat.

"Pakailah! Kalian akan terlihat lebih cantik dan anggun," pintanya. Aku pun segera melipir ke ruang pas, untuk mencobanya.

"Masya Allah, cantik sekali, Dik!"

"Ah, Ummi ... saya jadi malu."

"Beneran, kamu lebih anggun dan terasa sejuk dipandang." 

Aku tersipu malu saat Ummi tak henti memuji. Gamis marun berpadu krem serasi dengan hijab panjang yang kukenakan. Pilihan istri Ustaz Khairul itu memang pas dengan tubuhku yang semampai.

 Sebetulnya aku masih risih mengenakannya. Terang saja, selama ini aku tak pernah berpikiran akan memakai pakaian muslimah seperti ini. Sekalipun ke acara pengajian, aku hanya mengenakan pakaian panjang biasa dengan kerudung tipis membaluti kepalaku. Habis acara, biasanya langsung kulempar karena kegerahan.

Lihat selengkapnya