Baru saja memarkirkan motor di depan rumah, seseorang datang menghampiri. Aku tak begitu memperhatikan karena mengira tetangga yang julid. Memang seperti itulah kenyataan yang kuhadapi setelah berada di rumah orang tua. Selalu ada saja tetangga yang berbasa-basi menanyakan ini itu, sekadar ingin tahu.
“Vanna!”
Suara perempuan itu mengagetkan. Aku refleks menoleh ke arahnya. Perempuan itu berdiri mematung sambil tertawa kecil. Anehnya, aku merasa tak asing dengan suaranya.
Melihat aku kebingungan menatapnya, ia bergerak mendekatiku.
“Ini gue, Raisya!"
"Raisya? Lo .... Icha?"
Perempuan muda dan cantik sebayaku itu mengangguk sambil melebarkan senyum. Kemudian memeluk erat sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.
"Ya Tuhan, mimpi apa aku bisa kedatangan teman lama? Ayo masuk, Cha! Kok bisa tahu gue lagi di sini?" Aku menarik lengan perempuan yang kupanggil Icha itu ke dalam rumah.
"Mana gue tahu lo ada di mana! Kebetulan aja gue pengen mampir kemari. Tadinya kalau nggak ketemu lo, ya sowan lah sama Om dan Tante Surya. Sudah lama juga nggak ketemu mereka sejak gue pindah ke Turki," jelas Icha sambil membuka mantelnya.