Sudah lebih dari seminggu aku tinggal di negeri ini. Namun belum pernah sekali pun keluar rumah kecuali ke pasar lokal untuk belanja bahan olahan. Itu pun didampingi Ferry, salah satu pegawai yang bertugas berbelanja.Ingin rasanya berjalan-jalan menikmati udara dingin dan suasana di kota ini. Tetapi waktuku terbatas, juga tak ada teman yang bisa kuajak pergi. Masing-masing sibuk dengan tugasnya.
"Vann, kalau kamu mau jalan-jalan atau refreshing, gue nggak ngelarang. Lo berhak punya hari libur sehari dalam seminggu. Biar lo nggak jenuh! Lo bisa minta antar Haydar kemana pun lo mau. Asal dia juga pas lagi nggak ada kegiatan kuliah." Raisya seperti tahu apa yang ada di pikiranku. Pandai sekali membaca isi hati orang. Ia pengertian dengan mengizinkan aku untuk pergi.
"Gue pengen ke Istanbul bagian Eropa. Pengen salat di mesjid yang terkenal itu," ujarku melontarkan keinginan yang selama ini terpendam.
"Boleh lah! Kenapa nggak? Jauh-jauh lo datang ke sini tapi lo nggak tahu apa-apa sama sekali. Lo kemana aja ... halloo?! Apa kata dunia? Gue yang malu, Vann!" candanya meledekku.
"Lo bisa aja, Cha!"
"Eh jangan lupa foto-foto, selfie sepuasnya. Terus lo unggah di akun medsos biar semua tahu lo ada di mana!"
"Nggak! Gue nggak mau ada yang tahu keberadaan gue. Nggak ada lagi medsos-medsosan dalam kamus gue, semua sudah dihapus." Dengan tegas kukatakan komitmen yang dilakukan saat ini. Raisya mengerti maksud ucapanku dan cepat-cepat meminta maaf.
"Ops, gue hampir lupa! Lo kan lagi lari dari kenyataan!" candanya. Aku refleks mencubit pipinya yang chubby.
"Sorry, Van. Gue nggak bermaksud mengungkit-ngungkit masa lalu lo."
Yang ditunggu akhirnya datang juga. Kebetulan sekali saat Raisya menanyakan waktu luangnya, Haydar menjawab sedang tak ada jadwal kuliah. Ia tampak senang ketika diminta menemaniku jalan-jalan. Tanpa menunggu lagi, kami segera berangkat dengan mobil yang dipinjamkan Raisya.
"Kita kemana, Mbak?" tanya Haydar di tengah perjalanan.
"Jangan panggil mbak, Teteh aja, sama seperti Icha. Aku orang Sunda. Oh iya, aku pengen salat Zuhur di Masjid Biru. Setelah itu terserah kamu mau bawa kemana, asal jangan diculik!"
"Ini sudah kuculik, Mbak ... eh, Teteh!"