Kukira, Sendiri itu Asyik

Rina F Ryanie
Chapter #37

37. Kejadian Misterius di Mansion

Setelah puas mengitari seluruh ruangan dan mengobrol, aku tiduran di sofa. Sementara Ibo dan Haydar berenang di kolam renang yang berada di depan paviliun. Aku menolak ketika mereka mengajak bergabung. Meskipun belum memasuki musim dingin, namun udaranya mulai terasa menggigilkan tubuh. Aku tak bakalan kuat. Ah iya, mengherankan sekali bila mengingat ada persaingan di antara mereka yang berusaha merebut hatiku. Akan tetapi meskipun usia terpaut jauh, mereka tampak akrab satu sama lain. Mereka terlihat layaknya kakak beradik. 

Terkadang saling cemburu ketika salah satu darinya sedang dekat denganku. Aku tak mengerti hubungan yang terjalin di antara mereka. Yang jelas aku sangat menyayangi keduanya.

"Aku berharap suatu saat kamu menjadi bagian dari keluarga besar di rumah ini." 

Sebuah bisikan menyentuh gendang telingaku, lembut dan hangat. Mataku yang setengah terpejam, langsung terbuka begitu menyadari kehadiran Ibo di sampingku. Entah dari kapan ia duduk memandangiku sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang masih basah. Sontak aku terbangun.

"Haydar mana?" Aku mengalihkan perhatiannya.

"Masih berenang. Kamu belum menjawab pertanyaanku!" 

"Pertanyaan yang mana?" Aku pura-pura tak mengerti.

"Bukan pertanyaan sebenarnya, tapi pernyataan."

"Aku nggak tahu. Jangankan berpikir masa depan, setelah dari sini pun aku tak tahu hidupku seperti apa." Aku berkilah walau sebenarnya dalam hati sangat mengharapkannya. Perempuan mana yang tak ingin menjadi nyonya besar di rumah semegah ini?

Ibo menghela napas dalam-dalam. Telapak kaki yang ditumpangkan di bagian atas digerak-gerakkannya. Jemarinya sibuk memainkan pemantik api, dinyalakan lalu dimatikannya. Kemudian berpindah digarukkan ke pelipisnya. Kebiasaan dari gesturnya ini menunjukkan bahwa ia sedang gelisah. Ah, ternyata aku sudah hafal kebiasaannya.

"Haydar belum naik juga? Sudah hampir sore!" ujarku. Ibo beranjak dari duduknya untuk melihat Haydar.

Beberapa menit kemudian, Ibo datang sambil memasang muka kebingungan.

Lihat selengkapnya