“Lo pada mau ikut panitia lomba kimia buat anak SMA gak? Kebetulan masih kurang orang nih. Siapa tahu kalian mau ikutan juga gitu.”
“Pesta Kimia Nasional buat anak SMA? Pengen sih, tapi gua udah ikut pengabdian masyarakatnya Ibu Melanie, keburu sibuk gua di sana.”
“Gua juga nggak dulu deh. Tahun kemaren kan gua udah sempat jadi panitia, tahun ini nggak dulu deh. Kuliah udah berat.”
“Lomba gua deketan sama tanggal pelaksanaan acara Pesta Kimia Nasional sih, jadinya gua mau fokus ikut lomba dulu. Kualifikasi buat turnamen nasional soalnya.”
Kelas pagi yang tidak seperti biasanya. Irene begitu bersemangat mengajak teman-temannya untuk menjadi panitia dalam acara yang sedang ia ikuti. “Kok mendadak banget dah tiba-tiba ngajakin ikut panitia?” tanya Leo lagi sedikit heran dengan Irene.
“Mumpung masih ada kepanitiaan yang dibuka, jadinya gua ikut aja dulu. Hitung-hitung buat nambah pengalaman juga karena gua kan selama ini belom pernah ikut kegiatan. Biar gak kosong-kosong amat gitu kalau nanti udah lulus,” jelas Irene. Sayangnya, dari ketiga temannya itu, tidak ada yang bersedia untuk ikut bergabung dalam acara itu.
“Beneran nih kalian gak mau ikutan?” tanya Irene lagi memastikan. Jawaban yang ia terima tetap sama. Gelengan kepala dari ketiga temannya itu. Tidak lama setelah itu, Ibu Nita sudah tiba di kelas, bersiap untuk memulai pengajaran di Rabu pagi ini.
*****
“Anyway, jalan-jalan lagi yuk. Mumpung hari ini kelas pagi doang dan tugas kita udah kelar juga,” ajak Irene seusai Ibu Nita pergi meninggalkan kelas mereka. Karena mereka sudah mengerjakan tugas untuk besok hari dan tidak ada kelas kembali di hari ini, Irene merasa hari ini adalah hari yang tepat untuk berekreasi.
“Sampai siang aja ya. Gua mau kerjain laporan praktikum. Kan Jumat kita masih ada praktikum, gak boleh kita lupain gitu aja,” jawab Ubay saat Irene mengajak mereka bersenang-senang kembali. Ia teringat bahwa dirinya belum selesai mengerjakan laporan yang harus dikumpulkan dua hari lagi.
“Keasikan karaoke ya lo? Apa main di fun world?” ledek Leo. Saat mereka berempat pergi bersama Kamis lalu, memang Irene yang terlihat sangat antusias karena akhirnya bisa pergi bersama dengan teman-temannya setelah sekian lama disibukkan dengan kegiatan perkuliahan. Irene hanya mengerucutkan bibirnya saja saat Leo meledeknya. “Gua lagi kepengen makan bareng lagi, tapi bosen kalo di sini-sini aja. Makanya, sekalian refreshing, mending kita cari makan aja di sana. Habis itu kalo mau udahan, boleh deh,” pinta Irene kembali.
Ubay menimbang-nimbang sejenak. Kebetulan juga ia sedang ingin mencari makan. Karena itu, makan siang sejenak bersama teman-temannya tidak terlalu bermasalah terhadap jadwal belajarnya. Toh, habis selesai makan bisa pamit duluan kalo seandainya yang lain masih mau lanjut main, pikirnya. Karena itu, Ubay lalu menyetujui ajakan Irene. “Boleh deh. Tapi gua ikut bagian makan-makannya aja. Karena itu, kita cari makan dulu, mainnya kalo misalkan kalian mau lanjut jalan-jalan lagi biar gua bisa pulang duluan,” jawabnya. Leo dan Silvia tidak mempermasalahkannya. Jadilah mereka berempat pergi bersama kembali, menikmati waktu santai sejenak sebelum tenggelam kembali dalam sibuknya menimba ilmu.