Banyak orang yang mengatakan bahwa semester tiga akan semakin berat jika sudah mencapai pertengahan semester. Apalagi jika ditambah ikut kepanitiaan atau organisasi, biasanya kegiatan di luar perkuliahan itu juga sedang diadakan berbagai event karena sudah berada di paruh semester. Karena itu, jika tidak diselingi dengan manajemen waktu yang baik, siap-siap saja akan tiba saat di mana kalian merasa keteteran dalam menghadapi perkuliahan.
“Lo pada gak bisa lagi nih buat ngerjain tugasnya?” tanya Irene kembali. Setelah semester tiga berjalan selama beberapa minggu, kini setiap mahasiswa sudah mempunyai kesibukannya masing-masing di luar kegiatan akademik. Sekalipun mereka mempunyai jadwal kelas yang sama, tetap saja sulit menyatukan jadwal yang pas untuk mereka berempat mengerjakan tugas.
“Gua nanti bakal ada latihan di gymnasium sampai malam. Kayaknya jam sepuluhan atau sebelas baru selesai. Nah, kebetulan besok Sabtu, gua mau sekalian istirahat karena udah cape latihan juga,” jawab Leo menjelaskan kondisinya.
“Besok gua mesti ketemu sama Ibu Melanie sih buat bahas proyeknya. Bentar lagi mau dijalanin soalnya,” lanjut Ubay menjawab pertanyaan Irene.
“Tugas-tugas kita gimana dong?” tanya Irene lagi. Terlihat Irene ingin sekali segera menyelesaikan tugas-tugas mereka yang mengalir tiada henti bagaikan rezeki yang selalu turun menghampiri umat-Nya.
“Buat minggu besok cuma tugas biokimia doang kan? Ya udah, kita break aja dulu biar gak pada eneg karena kebanyakan ngerjain urusan kuliahan.” balas Leo. Ia ingin sekali saja bisa merasakan hari libur yang tenang tanpa memikirkan tugas-tugasnya. Memang, kuliah tidak bisa dilepaskan dari tugas. Namun, dengan hectic-nya keadaan saat ini, Leo merasa kuliahnya semakin aneh. Kuliah kok gitu amat sih, pikirnya.
“Tapi kan kita masih punya tugas yang lain. Benar kalo deadline-nya bukan buat minggu depan. Tapi kalo ditunda terus, yang ada malah makin numpuk kan? Emangnya tugas baru dari matkul lain gak ikutan nambah apa? Nih ya, lo pada udah sibuk sama kegiatan lo semua, lo pada lupa kita kemaren kuis sama Ibu Nita gimana hasilnya? Harus belajar dengan giat kalo udah kayak gini,” cerocos Irene kembali masih tidak terima karena teman-temannya itu lebih mementingkan kegiatan non-akademiknya dibandingkan tugas kelompok yang sudah mulai menumpuk.
“Lo koar-koar kayak gitu karena lo belom kerja-kerja banget di panitia lo kan? Nanti juga kalo lo udah mulai sibuk di sana, lo udah gak kepikiran tugas lagi kayak sekarang. Bawaannya pasti kepengen santai dan istirahat dulu,” sahut Leo. Leo sebenarnya mengatakan kalimat ini dengan biasa saja. Namun, entah mengapa, Irene merasa kalimat tersebut seperti menyindir dirinya.
“Maksudnya apa nih?” balas Irene dengan nada sedikit meninggi. Leo merasa bahwa dirinya seperti salah bicara, namun Leo mencoba tidak terlalu memedulikannya.