Kuliah Kok Gitu?

William Oktavius
Chapter #14

What The Score?

“Ini praktikum kok gak kelar-kelar sih. Udah mual gua ngerjain laporan mulu. Mana pengolahan datanya juga suram banget lagi. Analisis kuantitatif emang bener-bener ya.”

Walaupun praktikum yang sedang dijalani mereka berempat bisa diselesaikan lebih awal, tidak terlalu lama jika dibandingkan saat praktikum kimia analisis kualitatif, namun laporan praktikum yang harus diselesaikan terasa lebih banyak. Umumnya, hal ini dikarenakan pengolahan data yang cukup banyak. Satu percobaan titrasi saja bisa memakan beberapa lembar kertas folio bergaris. Hal itu tentunya bisa membuat bosan jika tugas yang bernama laporan praktikum terus berdatangan tiada henti.

“Semangat-semangatin aja deh. Tiga modul lagi, ya kira-kira sebulan lagi lah kita bakalan merdeka,” balas Leo mencoba menyemangati teman-temannya. Meskipun demikian, Leo juga sudah merasa lelah dengan semua drama perkuliahannya ini.

“Eh, itu lo kelebihan satu tetes di labu ukurnya. Tuh, lihat. Udah ngelewatin tanda batasnya kan. Gak akurat nanti perhitungannya. Ulang lagi kih.” Obrolan mereka berempat terhenti karena Adyth, asisten laboratorium mereka, mengingatkan bahwa apa yang dikerjakan oleh Leo sedikit tidak benar saat mengencerkan larutan. Prosedur yang tepat saat mengenccerkan larutan adalah dengan menambahkan air hingga tepat di tanda batas. Ini dimaksudkan agar tercapai jumlah volume cairannya tepat sesuai dengan kapasitas volume dari labu tersebut. Jika saja lebih sedikit, bisa saja mempengaruhi perhitungan nantinya.

“Yah, ini udah percobaan ketiga, Kak. Masa diulang lagi sih?” protes Leo. Ia merasa malas jika harus mengulang kembali pekerjaannya. “Ya kan nanti itu konsentrasinya bisa gak tepat. Beda satu tetes kan berarti ada beda sekitar 0.05 mililiter. Nanti perhitungan kalian bisa gak sesuai juga. Lagi pula, mengencerkan larutan dengan tepat kan itu jadi salah satu penilaian keterampilan praktikum kalian. Ulang kih, biar nanti kalian bisa lebih jago pas disuruh ngelakuin yang kayak begini. Nilainya nanti juga bisa lebih gede kok,” balas Adyth lagi. Leo akhirnya mengalah dan terpaksa mengulang kembali pekerjaannya.

“Kak, kalo ini bagaimana?” tanya Silvia sambil menunjukkan hasil pekerjaannya dalam titrasi. Terlihat cairan yang dihasilkan setelah ditambahkan indikator sedikit pekat warna pink-nya. “Udah kelebihan itu. Harusnya pas sedikit berubah, ada pink-nya dikit aja, udah stop. Itu kayaknya kelebihan satu atau dua tetes, makanya kayak begitu,” jawab si aslab.

“Ulang dong, Kak?” tanya Silvia lagi. Jawaban yang ia dapat adalah anggukan kepala dari asisten laboratorium. Karena itu, Silvia kemudian mengulangi kembali pekerjaannya.

Keterampilan praktikum memang membutuhkan sedikit waktu agar bisa terbiasa. Jika baru pertama kali memulai, hasilnya belum terlalu bagus. Karena itu, diperlukan latihan-latihan saat praktikum agar keterampilan dalam mengerjakan hal-hal di laboratorium dapat lebih terasah. Meskipun memang melelahkan karena harus terus mengulang pekerjaannya, tetapi jika nantinya sudah terampil, kepuasan dalam bekerja akan bisa dirasakan.

*****

“Sepertinya lulus dari sini gua bisa jadi sarjana titrasi deh. Lihat aja tadi itu udah berapa kali diulang. Yang harusnya dua kali beres malah jadi delapan kali gara-gara diulang mulu.” Irene kembali memprotes setelah praktikum selesai dilaksanakan. Lelah karena pekerjaannya tidak kunjung beres. Beruntung di beberapa percobaan terakhir, Irene sudah lebih terampil sehingga bisa memperoleh hasil yang cukup baik.

Lihat selengkapnya