“Demi apa yang lulus di kelas Ibu Nita cuma 15 dari 65 mahasiswa?”
Leo berseru sedikit tidak percaya saat mendengar Kevin, ketua kelas di kelas biokimia satu, memberikan informasi mengenai jumlah mahasiswa yang tidak lulus di kelas Ibu Nita. Kurang dari seperempat mahasiswa yang berhasil selamat dari maut. Itu artinya, tiga dari empat mahasiswa di kelas Ibu Nita harus bertemu kembali dengan biokimia satu di tahun ajaran berikutnya. Pemberitahuan ini semakin membuat Leo bersemangat untuk mengambil kelas biokimia dua di kelas Pak Hendra dan tidak boleh terpeleset di kelas Ibu Nita kembali.
“Pokoknya semester ini biokimia 2 harus dapet kelas Pak Hendra. Apapun itu, gua harus stand-by depan laptop. Gak boleh gua tinggalin lagi kayak semester kemarin.”
Leo masih mengingat jelas bagaimana ia harus merelakan kelas idamannya hanya karena telat mengisi KRS beberapa menit. Tidak mau mengulangi kejadian pahit semester kemarin, Leo berusaha untuk terjaga di depan laptopnya selama yang ia mampu demi mendapatkan kelas idamannya. Beruntung di pengisian KRS semester ini, Leo sudah mempunyai beberapa temannya yang bisa saling mengingatkan jika nantinya pengisian KRS sudah bisa dimulai.
Irene: Kalian udah stand by semua kan depan laptop?
Irene bertanya pada saat lima belas menit sebelum pengisian KRS dimulai. Mencoba mengingatkan teman-temannya agar tidak lupa untuk mengisi KRS. Pengalaman buruk saat semester kemarin hendaknya jangan diulangi kembali, karena itu, mereka berempat harus berusaha mendapatkan kelas terbaik di semester ini.
Irene: Silvia udah bangun kan? Pokoknya, lo harus ngisi KRS pas webnya udah bisa kebuka. Jangan ditunda sampai tiga hari kayak semester kemarin.
Silvia: Iya. Tenang aja. Ini gua udah di depan laptop kok.
Silvia membalas pesan Irene dengan memberikan foto bukti bahwa dirinya sudah berada di depan laptop. Layar laptopnya juga sudah menunjukkan halaman depan dari web akademik mereka, tanda Silvia sudah siap untuk mengisi KRS tepat waktu.
Leo: Kita usahain kelas bareng lagi ya. Jadwal kemarin udah kita sepakatin. Kalo bisa, jangan sampai ada yang miss ya. Sama pastiin, amanin kelas biokimia 2 dulu sama Pak Hendra. Habis itu, baru cepet-cepetan buat isi kelas lainnya.
Kali ini giliran Leo memberikan instruksi. Leo sudah mengecek jadwal mengenai kelas Ibu Nita dan juga Pak Hendra dengan jadwal kelas lain. Hasilnya, kedua kelas itu tidak akan berbenturan dengan kelas lainnya. Karena itu, mereka harus bisa mengamankan kelas Pak Hendra terlebih dahulu, baru setelahnya mereka bisa memusingkan sisa kelas lainnya. Meskipun kelas lainnya juga ada perbedaan antara dosen baik dengan dosen killer, namun perbandingannya tidak separah jika dibandingkan kelas biokimia antara Ibu Nita dengan Pak Hendra. Jadi, selama tidak berbenturan dengan kelas biokimia, kelas lainnya akan relatif tidak terlalu diperebutkan.