“Yosh, udah masuk semester empat, harus semangat belajar. Sebentar lagi udah bisa pake toga deh.”
Meskipun Leo terdengar sudah sangat semangat, teman-teman lainnya hanya menertawakan semangat Leo itu. Pasalnya, semester empat itu baru saja hendak dimulai. Perjalanan mereka menuju toga sarjana masih lebih dari separuh, yang artinya masih cukup panjang rintangan yang akan mereka lewati. Namun, jika mereka bisa terus bersama, mereka berempat bisa sedikit optimis mampu melewati semester yang katanya lebih berbahaya dibandingkan semester sebelumnya.
“Udah kayak maba yang baru keterima di kampus aja tuh semangatnya,” ledek Irene sambil sedikit tertawa melihat semangat Leo. Pasalnya, kondisi ini tidak beda jauh saat Leo baru sudah selesai UTS di semester kemarin. Semangat di awal, tiga hari kemudian langsung misuh-misuh kembali.
“Kita baru ngelewatin tiga per delapan semester loh. Tiga puluh tujuh koma lima persen istilahnya. Itu juga kalo lancar delapan semester gak minta nambah lagi. Terus juga kemaren kan kita ada ngulang biokimia satu juga. Jadi kayaknya perjalanan masih panjang banget deh,” ledek Ubay. Leo yang merasa semangatnya dipadamkan oleh Ubay kemudian berbalik mengomelinya. “Membangun semangat di awal semester itu penting. Kalo di minggu pertama aja udah gak semangat, gimana mau selamat sampai akhir coba?”
“Benar sih. Udah semangat di awal aja cuma bisa bertahan tiga hari, gimana kalo semangatnya gak ada?” tawa Silvia. Sementara yang diledek hanya mengerucutkan bibirnya saja.
“Jadwal kita semester ini lebih enak sih, walaupun lebih berat karena praktikumnya ada dua,” sahut Silvia lagi. Di semester ini, mereka mendapatkan jadwal praktikum di hari Selasa dan Kamis. Sisanya, dua mata kuliah di hari Senin dan Jumat, lalu tiga mata kuliah di hari Rabu. Tidak menumpuk di awal minggu seperti semester sebelumnya.
“Hari Senin jam delapan pagi. Kelas pertama yang berjalan adalah Biokimia 2. Semoga gak aneh-aneh deh,” doa Irene. Ia sudah lelah berhadapan dengan biokimia. Dan kini, mereka akan menghadapi season dua dari mata kuliah yang sulit. Besar harapannya, mereka bisa selamat untuk yang kali ini.
Sambil menunggu dosen yang mengajar hadir, anak-anak kembali ribut dan asik bertegur sapa. Melepas rindu karena sudah sekian pekan mereka tidak bersama. Karena itu, hari pertama perkuliahan juga digunakan untuk ramah-tamah. The USIL mengambil kursi di tengah kelas agar mereka bisa memperhatikan materi dengan baik. Saat mahasiswa sedang asik sibuk dengan kegiatannya, pengajar dari kelas mereka tiba. Membuat mereka semua yang tengah ribut langsung terdiam dan terkejut saat melihat siapa yang masuk ke kelas mereka.
“Ibu Nita?” Anak-anak langsung berseru kaget saat melihat Ibu Nita kembali masuk ke kelas mereka. Banyak yang menghela napasnya karena merasa sudah gagal dalam mata kuliah ini. Namun, tidak sedikit juga yang merasa bingung saat melihat dosen yang hadir berbeda dengan yang diharapkan.