Alkisah di sebuah negeri antah-berantah, hiduplah seorang pemuda bernama Tagor, seorang pemuda yang senang makan. Hidupnya yang miskin, membuat Tagor selalu merasa kekurangan makanan.
Di negeri tetangga, terkabarlah bahwa ada sebuah pabrik kue bernama Istana Coklat. Bukan main girangnya hati Tagor. Dia permisi kepada ayah-ibunya merantau, untuk memperoleh pekerjaan di Istana Coklat.
“Aku tidak bisa kekurangan makanan terus di sini! Aku ingin bekerja!” kata Tagor kepada ayah-ibunya.
“Pergilah, Nak! Doa kami menyertaimu. Semoga kau berhasil di negeri tetangga,” jawab ibunya sambil meneteskan air mata.
Tagor pun berjalan menuju negeri tetangga. Di hari kedua, tibalah dia di sebuah kota yang ramai. Dia menanyakan alamat Istana Coklat. Wah, siapa yang tak kenal tempat itu! Mereka langsung menunjuk ke arah bangunan beratap runcing.
Tagor menemui seorang lelaki seram di depan pintu masuk.
“Apa tujuanmu ke mari?” tanya lelaki seram itu dengan mata melolot.
“Saya mau mencari pekerjaan, Tuan! Pekerjaan apa saja bisa saya lakukan di Istana Coklat ini,” balas Tagor sambil menundukkan kepala.
Lelaki itu manggut-manggut. “Kebetulan sekali kau datang ke mari. Kami sedang mencari pekerja untuk membuat kue coklat yang banyak,” dia memerhatikan Tagor dari ujung kaki ke ujung kepala, “sepertinya kau cocok bekerja di sini. Kau diterima!”