Pada dasarnya, kita semua sedang bepergian.
Akan tetapi, bepergian yang diawali oleh sebuah skenario pengusiran yang dramatikal. Alkisah, Allah menciptakan Nabi Adam dari sari pati tanah dan meniupkah roh kepadanya. Ketika telah sempurna penciptaan-Nya, Allah memerintahkan malaikat dan iblis untuk memberikan penghormatan kepada calon khalifah-Nya di muka bumi. Kecuali iblis, semuanya tunduk patuh pada perintah Allah Swt.
Berkatalah iblis, “Wahai, Tuhanku, yang benar saja aku harus menghormati makhluk yang Engkau ciptakan dari tanah, sedangkan aku Engkau ciptakan dari api yang jelas-jelas lebih mulia daripada tanah?”
“Terkutuklah engkau, wahai iblis,” firman Allah, “keluarlah engkau dari surga dan kelak engkau akan kekal di dalam neraka.”
“Jika demikian kehendakmu, wahai Allah,” jawab iblis, “berikan aku umur yang panjang sampai kiamat agar aku bisa menggoda bani Adam agar masuk bersamaku ke neraka.”
“Lakukanlah, jika itu maumu,” Allah berfirman, “tapi, dengarlah: orang-orang yang beriman dan beramal saleh takkan bisa kau taklukkan.”
Dalam wujud seekor ular, iblis menyusup—tentu saja atas pengetahuan Allah—ke dalam surga dan berkata kepada Siti Hawa, “Ambillah buah khuldi itu, sesungguhnya Allah telah mengizinkannya untuk kalian makan.” Tergoda, Siti Hawa dan Nabi Adam memakan buah khuldi tersebut. Murka Allah datang. Keduanya diusir dari surga.
Keduanya (Nabi Adam dan Siti Hawa) berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. Allah berfirman, Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan (QS Al-A‘raf [7]: 23–24).
Nabi Adam turun di Afrika, Siti Hawa turun di Jeddah. Keduanya kemudian bertemu kembali di Gunung Rahmah, di Padang Arafah. Kembali membina rumah tangga dan melahirkan anak-cucu sampai kelak Hari Kiamat. Sejak itulah proses bepergian ini, perjalanan, trip ini, dimulai.
Kita adalah para pelancong yang diusir dari rumahnya di Firdaus sana. Kita adalah wisatawan1 dari surga. Tapi, perjalanan ini, jika memang ini adalah sebuah perjalanan, memangnya menuju ke mana?