kunci kesembuhan

ak dhani
Chapter #1

Chapter #1

Sembuh. Jika ada kata sembuh maka pasti ada pasangannya bukan, sakit. Apa yang disembuhkan? Tentu saja sakitnya. Namanya sakit tentu saja berbeda dengan sehat. Sakit membuat kita merasa tidak nyaman, merasa terganggu, bahkan sangat mengganggu. Saat kita merasa tidak nyaman, merasa terganggu, tentu saja sebagai orang yang pernah hidup nyaman tanpa gangguan, kita ingin kembali merasakan kenyamanan itu, kita ingin kembali hidup tanpa gangguan. Dari nyaman tentu kita ingin kembali nyaman. Dari tidak ada gangguan, tentu ingin kembali menikmati momen tanpa gangguan.

Sebagai pribadi yang melakukan usaha mengembalikan kenyamanan fisik tentu saja kita melakukan banyak upaya dalam koridor tersebut. Saat kita mengupayakan kesembuhan sering kali kita menjadi bingung, heran, bahkan marah dan putus asa karena kesembuhan yang kita inginkan tak kunjung datang seperti yang kita inginkan, kesembuhan yang kita inginkan tidak secepat yang kita inginkan, atau bahkan kesembuhan itu seolah tidak berujung. Setelah semua hal yang kita lalui dalam upaya mencapai kesembuhan baik secara batin, mental, fisik, waktu ataupun secara uang, acapkali kita menjadi gelisah, marah, juga putus asa.

               Bayangkan! Setelah semua uang yang dikeluarkan, setelah beberapa bulan bahkan tahun berupaya, setelah semua rasa sakit yang dirasakan ternyata tak kunjung sembuh, ternyata pola berulang sama. Tentu kita menjadi gusar adalah hal yang wajar. Kita sibuk bertanya ke sana kemari. Kita sibuk berdebat, beranalogi dengan diri kita sendiri, berdebat memperdebatakan banyak hal dengan diri sendiri, meragukan, mempertanyakan banyak hal saat berdiskusi dengan diri kita sendiri yang kesemua itu tidak bisa diingkari semakin membuat kita merasa frustasi, putus asa, meyakini bahwa sembuh itu hal yang mustahil. Kesembuhan itu tidak mungkin terjadi. Kesembuhan itu hanya sesuatu yang utopis.

               Di saat kita kebingungan, gusar, putus asa, informasi yang masuk, yang kita terima, yang kita dapatkan acapkali justru membuat kita semakin bingung, gusar, dan tidak tahu apa yang harus diyakini. Membaca artikel dan membaca buku adalah dua hal yang berbeda. Membaca artikel berarti hanya membaca satu aspek saja. Kalau toh yang dibahasa meliputi banyak aspek, banyak elemen, banyak dimensi, namun semuanya disampaikan dalam bentuk singkat, padat, berisi. Bukankah memang itulah definisi dari artikel? Jika seperti itu keadaannya, maka tidka heran, tidak diragukan lagi justru kalau kita banyak membaca artikel, buka buku, maka sangat bisa dipahami jika kita akan semakin bingung. di sinilah pentingnya membaca buku. Buku berbeda dengan artikel. Itu jelas. Perbedaan itu tanpa kita sadari sebenarnya sangat kita sadari. Kesadaran yang hidup di alam bawah sadar kita tentang perbedaan tersebut itulah yang membuat kita menyukai artikel.

Lihat selengkapnya