Setelah beberapa minggu Nindi tidak menginjakkan kaki di rumah besar itu, semua terasa asing baginya. Di sana terdapat banyak barang mewah, tetapi tampak tanpa penghuni. Kosong.
Nindi mengikuti ibunya yang tengah membuka pintu kamar Tiara. Gadis kecil itu tetap terlihat cantik dalam tidurnya. Selalu begitu. Dalam hati, Tini merasa bersalah. Seandainya dia tidak melarang anak-anak ke tempat majikannya, mungkin Tiara tidak akan merasakan kesepian.
Ah, dasar Sartini semua hal yang terlihat sebagai kesalahan, dia borong untuk dirinya. Semua orang tidak bersalah di matanya, tapi dialah yang selalu bersalah.
“Bu, bolehkah Nindi membantu pekerjaan Ibu?” tanya Nindi penuh perhatian.
“Tidak perlu, Nak. Ini adalah pekerjaan Ibu. Jadi, harus Ibu yang menyelesaikannya. Kau dan saudara-saudaramu sudah lebih dari cukup membantu di rumah.”
“Baiklah, Bu. Tapi kalau mau minta tolong sama Nindi bilang, ya!”
“Kalau begitu Ibu minta tolong untuk saat ini Nindi bermain saja dulu. Setelah selesai, bereskan kembali mainannya.”
Nindi mengangguk. Tini mengusap rambut putri kecilnya. Saat hendak menuju ruang bermain, Nindi memergoki Tiara keluar dari kamar.
“Nindi?” tanya Tiara sambil mengucek matanya. Memastikan apa yang dia lihat tidak salah.
“Tiara, gimana sama liburanmu? Aku ke sini untuk menemani ibu.”
“Nindiii.” Tiara memeluk tubuh teman sekelasnya itu. Nindi dapat merasakan sahabatnya itu menangis. Dia hanya terdiam tak mampu membalas pelukan itu. Jika selama ini dia jenuh dengan suasana rumah, paling tidak ada tiga saudara kembarnya yang selalu membuat dia tertawa. Nindi tahu Tiara merasa kesepian.
“Aku akan menemanimu bermain. Kau tidak perlu merasa sedih lagi. Reina, Nanda dan Reino juga akan ke sini bergantian.”
Buru-buru Tiara menghapus air mata. Senyum merekah dari balik bibir mungilnya. Dia menuntun tangan Nindi ke ruang bermain. “Aku ada koleksi barbie terbaru. Gimana kalau kita kasih nama ‘Nindi’ saja. Putri Nindi.”
“Lalu putri Tiaranya mana?” Nindi tersenyum. Dia tahu Tiara butuh teman. Selama ini yang menemaninya adalah benda mati di sekitar. Maka, hati sahabatnya pun lama-lama akan merasakan mati. Sebanyak apa pun mainan baru milik Tiara, tidak akan membuatnya bahagia dan merasakan kehangatan.