Kringg kringg
"Selamat pagi. Semoga hari ini menye-" suara alarm dimatikan.
Seorang pemuda terbangun dari tidurnya karena suara dari alarm smartphone yang ia miliki.
"Dasar berisik!!" bentak pria tersebut.
Ia melanjutkan tidurnya dengan selimut yang masih menutupi separuh bagian badannya. Tidak lama kemudian kembali terdengar suara yang menggangu tidur pemuda tersebut.
"Selamat pagi. Semoga ha-" suara alarm dimatikan untuk kedua kalinya.
"Iya - iya, aku bangun. Dasar teknologi masa kini kerjanya menganggu saja," gerutu pemuda tersebut.
Pemuda tersebut bernama Randu, seorang penulis muda yang berumur 20 tahun. Beberapa hari ini, ia sedang mengalami masa writer's block atau masa dimana seorang penulis sedang tidak memiliki ide untuk tulisan yang sedang ia kerjakan.
"Lebih baik aku mandi, lalu memasak saja," katanya sambil menghela nafas.
Semalaman ia harus memikirkan apa yang harus ia tulis, tetapi layar laptopnya masih saja kosong. Meja kerjanya penuh dengan kertas yang berserakan dan beberapa botol kopi yang telah habis diminum.
"Parah, aku sama sekali tidak bisa memikirkan apa - apa," kata Randu yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Randu berjalan menuju dapur, kemudian ia membuka lemari kulkas untuk mengambil bahan makanan. Akan tetapi, betapa terkejutnya ia karena lemari kulkas tersebut kosong, hanya ada beberapa keju yang sudah basi.
Brakkkkk
Suara pintu lemari kulkas yang dibanting oleh Randu sangatlah keras, bahkan terdengar sampai ruang tamu.
"Sial, mana bisa masak! Lebih baik aku beli bahan masakan dulu," katanya dengan penuh amarah.
Tidak lama setelah itu, Randu segera bersiap - siap untuk keluar. Ia harus benar - benar mempersiapkan mental dan fisiknya.
Aku bisa, aku pasti bisa, gumamnya dalam hati sambil mondar - mandir di ruang keluarga.
Randu adalah seorang pemalu dan suka menyendiri. Ia memilih pekerjaan sebagai penulis karena hal tersebut dianggapnya tidak terlalu membuang tenaga, tetapi dugaan awal tersebut benar - benar salah. Ia mulai memahami bahwa pekerjaan penulis bukanlah suatu yang mudah, ia harus bisa mempelajari dan menggambarkan perasaan banyak orang kemudian menuangkannya dalam kata - kata.
"Apa aku ganti perkerjaan saja ya?" tanya Randu pada dirinya sendiri.
Pikirannya yang sekarang sudah tidak dapat jernih, tetapi semua itu berhasil menghilangkan rasa takutnya tentang dunia luar. Ia segera berlari menuju pintu depan dan memutuskan untuk melangkah ke dunia luar.