Ekspresi wajah Nia berubah saat ia menatap Syahidah lama. Ganjil sekali sikapnya, Syahidah siap dengan keputusan apapun, toh kalau memang takdirnya tidak kesana tidak apa-apa, mungkin itu yang terbaik kan? Tapi Nia seakan enggan mengatakannya, ia terdiam lama.
“Nia? Tidak apa-apa, aku memang tidak lulus kan?” Tanya Syahidah lembut.
Nia menatapnya tajam, lagi –lagi ekspresinya berubah. Nia berjalan melewati Syahidah. Apa yang sebenarnya terjadi?
“Nia! Kenapa?” Syahidah menahan lengan Nia.
“Syahidah, lepas! Aku sudak muak!” Tiba-tiba Nia berteriak, menggema di lorong ruangan.
“Kau marah karena aku tidak lulus?” Syahidah tidak mengerti dengan sikap temannya ini, jelas jika ia hanya menerima enak tiket itu tanpa ujian lagi maka namanya curang, sedangkan ia tidak mau menerima yang bukan haknya, makanya ia minta ujian ulang, pastinya dengan soal yang lebih susah. Tapi kenapa Nia tiba-tiba marah?
“Maaf, apa kau Syahidah?” Seseorang memutus percakapannya. Syahidah terkejut dengan kedatangan lelaki berwajah asing itu. Nia langsung melepas genggaman Syahidah.
“Sya, kau tanyakan saja pertanyaanmu tadi kepadanya, aku permisi!” Nia berlari meninggalkan Syahidah dan lelaki itu. Syahidah yang ingin menahan tidak sempat karena Nia sudah duluan berlari kencang.
“Maaf, ada apa ya?” Syahidah menunduk.
“Perkenalkan saya Hasegawa Riku, perwakilan dari Jepang untuk mengurus para calon mahasiswa yang lulus ujian masuk kuliah ke Jepang” ia berbicara sambil membungkukkan punggungnya. Syahidah gelalapan, ia juga ikut membungkuk, jelas lelaki ini lebih tua darinya, kenapa ia malah membungkukkan badan?
“A, anda bisa berbahasa Indonesia?” Ia gugup lagi, malah bertanya yang tidak penting, tentu saja para perwakilan bisa menguasai bahasa negara yang akan ia datangi.
“Tentu, langsung saja Syahidah, saya tidak banyak waktu. Anda dinyatakan lulus masuk ke univesitas di Jepang, dan hasil itu bukan dari ujian keduamu” Lelaki itu menjelaskan dengan lantang.
“Alhamdulillah, benarkah?” Syahidah terkejut dengan informasi itu, ia hampir saja sujud syukur di lantai, untung saja ia langsung menyadari lantai itu tidak suci untuk tempatnya bersujud, ia berdiri lagi dan menyadari ada perkataan lelaki itu yang keliru.
“Hasilnya bukan dari ujian kedua? Kenapa? Bukannya aku tidak lulus di ujian pertama?” Aneh sekali, ia sudah memeriksanya berkali-kali kalau memang namanya tidak ada dalam daftar itu. Tapi kenapa lelaki ini berkata hal lain?
Hasegawa Riku menghembuskan napasnya pelan.
“Anda tahu seseorang yang bernama Derlin?” Tanyanya sambil menatap Syahidah tajam. Syahidah mengangguk, tentu ia tahu, itu nama Papanya Nia.
“Orang itu sudah menukar nama anda dengan yang lain, bisa dibilang yang sebenarnya lulus itu anda, tetapi karena sesuatu ia berhasil menukarnya tanpa sepengetahuan kami.” Jelasnya singkat.
Syahidah terkejut, ia menggeleng, tidak mungkin, pasti infonya salah, tidak! Papa Nia orang yang baik, tidak mungkin ia melakukan hal curang seperti itu.