Kursus Jatuh Cinta

Jessy Anggrainy Rian
Chapter #33

BAB 33 ADALAH SESUATU YANG MENJIJIKKAN

“Surat-surat itu, sekarang ada dimana?” gue tanya ke papa Al dan masih berusaha buat fokus.

Papa Al memanggil gue buat mendekat. Gue berdiri dan mendekati papa Al.

“Kamu liat luka di pelipis saya ini? Kakak saya yang jahat itu menusuk pelipis saya dengan garpu, saat saya tertangkap karena berusaha mengambil kembali surat-surat itu.. dia mengancam saya, kalo saya mengulangi hal itu, maka dia gak akan segan-segan membunuh Ali.." papa Al bergetar menahan marah.

Tiba-tiba papa Al menjulurkan tangannya dan mencekik leher gue!

“Papa!” Alicia bangun dari ranjangnya dan berlari menuju jeruji besi.

“HEY! Papa Al!” Blue langsung berdiri dan berusaha melepaskan tangan papa Al dari leher gue.

“Semua karena kamu!!! Wanita iblis!!!! Mati kamu!! Mati!!” Papa Al teriak sambil mencekik gue.

Nafas gue mulai terengah-engah. Oksigen di otak gue mulai menipis. Akhirnya Blue memukul muka papa Al dan dia langsung jatuh terduduk.

“Ada apa? ada apa?” Papa Al seperti kembali sadar.

Gue langsung ambruk dan Blue langsung memeluk gue.

“Kim.. hey.. Kim.. liat gue please.." Blue berusaha menyadarkan gue.

Blue menggendong gue menuju pintu keluar.

“Blue.. inget.. TANGAN KANAN OCTOPUS!” itu kalimat terakhir yang gue bisa denger dari Alicia, lalu tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Kali ini, gue inget semuanya tentang masa kecil gue. Saat gue pingsan, kilasan memori masa kecil gue, semuanya kembali jelas. Meskipun saat itu gue masih berumur 5 tahun, gue bisa inget setiap detilnya.

“Mama.. itu mister siapa? Kenapa mister itu suka cium mama?” gue tanya ke mama.

“Karena mister itu sayang sama mama, Kim.. inget ya.. kita lagi main detektif.. detektif itu harus pinter jaga rahasia.. Kim detektif hebat kan?” mama nanya ke gue.

Gue mengangguk.

“Gak boleh bilang sama siapa-siapa ya?” mama menaikkan jari telunjuknya ke bibir gue.

Gue lagi-lagi mengangguk.

Kilasan memori gue berpindah, saat gue liat mama memarahi nanay di depan papa.

“Kamu liat kan sayang? Nanay udah terlalu tua dan gak bisa jaga Kim! Masa Kim bisa pecahan kaca?! Kalo kena kepalanya gimana?!” mama terus ngerajuk papa buat memecat nanay.

Papa hanya terdiam dan berpikir.

“Maaf.. saya yang lalai.. sudah miss.. sudah.. saya yang mengundurkan diri.." Nanay membungkuk dan melangkah keluar.

Gue menangis dan mengejar nanay. Nanay berbalik dan memeluk gue.

“Nanay.. Kim minta maaf.. Kim nakal karena gak jadi detektif hebat.. jadi mama marah sama nanay ya? Nanay jangan pergi.. ya? Kim gak nakal lagi… huwaaaaa…” gue menangis di pelukan nanay.

“Kim sayang.. liat nanay.. Kim bukan anak nakal ya? Kim harus jadi anak kuat.. anak yang punya hati baik! Nanay berdoa suatu hari nanti.. Nanay punya umur panjang, jadi bisa ketemu Kim lagi.. ya? Maafin Nanay gak bisa jagain Kim lagi.. maafin Nanay ya…" Nanay menciumi gue dan terus menangis.

Kemudian kilasan memori gue berpindah lagi. Gue liat mama lagi bertengkar hebat sama mister Phillip dan gue hanya meringkuk di ujung dinding.

“AN***G! SAYA UDAH KASIH SEMUA BUAT KAMU! JANGAN PIKIR SAYA GAK BISA BONGKAR SEMUANYA!” Mama teriak-teriak sambil ngelempar barang-barang ke mister Phillip.

Lihat selengkapnya