Gue berbalik dan langsung mengarahkan tinju gue ke orang yang ada di belakang gue. Tapi tangan gue langsung di tahan.
“KIM!!” Blue menahan tangan gue.
“Ya Tuhan Blue!!! Lu ngapain disini?!!” gue setengah teriak ke Blue karena sangat kaget.
“Harusnya gue yang tanya.. lu kenapa disini?! Kenapa lu sendirian?! Kenapa lu bohong sama gue.." Blue langsung diem saat ada seseorang menodongkan pistol ke kepala Blue.
Blue mengangkat kedua tangannya dan menatap mata gue. Blue langsung berbalik dan memukul tangan penodong itu. Pistolnya terlempar ke lantai dan gue langsung ambil pistol itu. Blue berkelahi dengan pria yang menodongnya.
Blue memukul muka pria itu dan dia jatuh ke lantai. Dia berdiri lagi dan memukul perut Blue. Kali ini Blue terdorong dan menabrak dinding.
“STOP atau gue tembak!” kali ini gue yang menodongkan pistol itu ke arah penodongnya.
Si pria penodong itu menangkat tangannya dan mundur perlahan. Dia pake masker dan topi jadi gue gak bisa liat jelas mukanya. Blue berdiri dan mendekati gue.
“Tembak saya dan Alicia akan mati.." si penodong ngancem gue.
Begitu dia nyebut nama Alicia, Blue maju selangkah untuk menangkap pria itu.
“Atau kalian mau Lily yang mati duluan?” ancaman pria itu berhasil menghentikan langkah Blue.
Tangan gue bergetar ketika dia menyebut nama Lily.
“Lempar pistol itu dan masuk ke dalam sekarang!” pria itu nyuruh gue dan Blue masuk ke dalem chiller.
“SEKARANG !! 10 menit lagi kalo saya gak turun ke bawah, rekan saya akan langsung mengeksekusi Lily!!” pria itu kembali ngancem gue sama Blue.
Gue benci situasi ini! Padahal kalo diliat posisi gue tuh lebih menang. Gue punya pistol dan Blue yang kuat. Tapi kami harus mengalah karena diancam! Gue melemparkan pistol itu dan melangkah masuk ke chiller. Blue perlahan mundur dan ikut masuk ke chiller bareng gue .
“Lempar handphone kalian!” pria itu memerintah kami lagi.
Kami nurut dan melemparkan handphone kami. Pria itu menginjak handphone gue dan Blue.
“Seharusnya dari awal kalian jangan melawan octopus.." Pria itu menutup pintu chiller.
Udara dingin langsung menyambut gue dan Blue saat pintunya tertutup. Disini dinginnya -4 derajat! Blue langsung berusaha membuka pintu chiller meskipun gue tau itu bakalan sia-sia. Blue menarik dan menendang pintu itu tapi nihil.
“Blue.. udah.." gue bilang ke Blue dan duduk dipojok sambil memeluk badan gue sendiri.
Blue langsung berjalan ngedeketin gue.
“Lu gak apa-apa?” tanya Blue ke gue dengan khawatir.
Gue menggeleng dan tersenyum.
“Tenang.. gak ada yang bisa ngalahin seorang Bosley.." gue kasih tunjuk gelang yang waktu itu Bert pernah kasih ke gue.
Gue udah teken tombolnya dan itu akan ngirim signal ke Bert kalo gue lagi dalam bahaya.