Gue gak ngegubris Blue dan berjalan ke arah boogey.
“Kim!” Blue narik tangan gue lagi.
Gue menghela nafas.
“Lu jangan cerita apa-apa sama Lily atau gue akan benci lu selamanya.." gue menatap Blue dengan serius.
Blue menatap gue dengan bingung.
“Siapapun yang jadi pendonor Lily, itu gak masalah.. yang jelas Lily sekarang hidup dan sehat.. ya kan?” gue bilang lagi ke Blue.
“Tapi kenapa.. gue benci saat ngeliat lu kesakitan.. ?” Blue lagi-lagi bikin jantung gue deg-deg’an sama omongannya.
“Kenapa gue bisa ngerasain ada energi diantara kita? Gue tau lu juga ngerasain itu.. mata lu gak bisa bohong.." Blue terus menatap gue.
“Buat gue ini gak masuk akal, karena kita baru pertama kali ketemu.." Blue menyentuh pipi gue dan menatap gue dengan pandangan yang hangat.
Gue menggigit bibir gue dan jantung gue udah mau lompat keluar. Perlahan Blue menundukkan kepalanya.
“NO!” gue langsung dorong badan Blue saat bibirnya menyentuh bibir gue.
Gue langsung lari ke boogey dan gue minta boogey driver nganterin gue ke castle papa. Gue meninggalkan Blue karena gue udah gak bisa berada di deket Blue lebih lama lagi.
Sejujurnya gue pengen lari ke pelukan Blue. Gue pengen cerita semuanya ke Blue. Gue pengen bilang kalo selama ini gue tersiksa, karena gak bisa ketemu dia, peluk dia, ngobrol sama dia dan mencintai dia sebagaimana mestinya.
Waktu udah menunjukkan pukul 6 pagi sesampainya gue sampe ke castle papa. Seperti yang gue duga, mama Mel udah ada didapur dan mengatur para pelayan buat menyiapkan sarapan untuk papa.
“Mam.. Kim mau berangkat ke City of Angels sore ini.." gue langsung ngomong gitu ke mama Mel.
Mama Mel kaget ngeliat gue yang udah ada disana pagi-pagi. Mama Mel menyuruh pelayan-pelayannya buat meninggalkan kami berdua.
“Kim.. kamu kenapa?” mama Mel mengernyitkan dahi.
Gue hanya diam dan memandang mama Mel dengan mata berkaca-kaca. Mama Mel menghela nafas dan memeluk gue.
“Kim.." mama membelai kepala gue.
Gue menangis dan memeluk mama Mel dengan erat.
“Bukankah lebih mudah kalo Blue tau semuanya.. ?” mama Mel berbisik ke gue dan gue langsung mendorong mama Mel dengan lembut.
“No.. Blue gak boleh tau.. mama janji ya?“ gue menatap mama Mel.
Mama Mel menggeleng gak setuju sama gue.
“Kim punya papa, mama , Amber, Rob.. tapi Lily cuma punya Blue.. Kim tau rasanya kesepian mam.." gue menatap mama Mel.
"Dan terlebih.. Kim gak mau ngeliat Blue sakit lagi.. buat Kim itu adalah neraka.." kata gue lagi ke mama Mel.
Mama Mel menghela nafas.
“Jadi kamu mau pergi sore ini?” mama Mel nanya gue sekali lagi.