Setelah selesai makan, gue sama Blue pamit sama semua orang. Seperti janji Blue, gue diajak Blue naik private boat dan menuju ke suatu tempat. Setelah 1 jam perjalanan mengarungi lautan, Blue ajak gue turun ke sebuah pulau. Hari udah mulai gelap saat kami tiba dipulau ini.
“Welcome to city of Angels.." kata Blue ke gue.
“Hah?! serius ini City of Angels? Tempat Bert?!” gue gak percaya Blue bawa gue kesini.
"Iya.. tahun lalu kan lu gak jadi kesini..” kata Blue menggandeng tangan gue.
“Thank you.. gue emang pengen ngeliat kota ini.." gue mengecup pipi Blue.
“Wait.. masih ada lagi.." kata Blue mengedipkan mata ke gue.
Blue menarik tangan gue berjalan melewati jalan kecil. Setelah 5 menit berjalan kaki, gue bisa liat jalanan aspal dan udah ada 1 mobil menunggu kami. Seorang pria menyerahkan kunci mobilnya ke Blue dan Blue membukakan pintu mobil buat gue.
“Kita mau kemana?” tanya gue gak sabar.
Blue cuma tersenyum dan menjalankan mobilnya. Sepanjang perjalanan, Blue terus menggenggam tangan gue.
"Tutup mata lu sekarang.." kata Blue ke gue.
Gue langsung menutup mata gue. Gak lama, gue ngerasa Blue menghentikan mobilnya. Blue turun dari mobil dan ngebuka pintu mobil disebelah gue.
“Blue!" gue kaget karena tiba-tiba Blue ngegendong gue.
“Jangan buka mata.." Blue menempelkan bibirnya ke telinga gue.
Gue ngerasa kayak ada yang nyetrum dari ujung kepala sampe ke ujung kaki. Gue ngerasain kupu-kupu menari-nari diperut gue. Apakah ini saatnya gue sama Blue.. malam pertama? Blue menurunkan gue.
“Buka mata.." kata Blue ke gue.
Gue buka mata gue. Gue terperangah saat ngeliat di depan gue udah ada sebuah bangunan tingkat tiga yang cukup besar. Bangunan yang di dominasi warna putih dan jendela-jendela besar.
“Ini apa?” tanya gue bingung.
“Gue pernah bilang sama lu, kalo suatu hari gue akan bawa lu ke pulau rahasia gue.. lu inget?” tanya Blue ke gue.
“Ini pulau rahasia lu?” gue nebak.
Blue menggelengkan kepalanya.
“Gue udah jual pulaunya.. dan gue ganti dengan ini.." Blue berjalan di depan gue.
“Ini adalah restoran.. buat lu.. buat kita dan anak cucu kita mengenang Bert.. lu pernah cerita kalo Bert pengen jadi chef kan? Kita bisa wujudkan cita-cita Bert.." Blue narik tangan gue dan ajak gue masuk ke dalem.
Blue nyalain saklar lampu. Halaman depan restoran ini dihiasi lampu-lampu bohlam dan ada bangku-bangku kayu mungil. Gue masih gak percaya Blue melakukan semua ini buat Bert. Dari tahun lalu gue emang pengen ngebangun restoran buat Bert dan ngembangin kota ini.
Gue liat semua interiornya udah siap. Semua di dominasi kayu dan warna coklat. Yang bikin gue terharu, karena Blue membuat lukisan karikatur foto Bert di dinding di bagian tengah restoran ini. Diatasnya ada tulisan “Bert, Hero of Love”.